80 ASKEP DISFUNGSI UTERINE BLEEDING

ASUHAN KEPERAWATAN DISFUNGSIONAL UTERINE BLEEDING
(DUB)


LAPORAN PENDAHULUAN DISFUNGSIONAL UTERINE BLEEDINGI. Pengertian
DISFUNGSIONAL UTERINE BLEEDING Adalah perdarahan normal yang dapat terjadi di dalam siklus maupun di luar siklus menstruasi, karena gangguan fungsi mekanisme pengaturan hormone (ovum – indung telur – rahim) tanpa kelainan organ.

II. Gejala
Perdarahan rahim yang dapat terjadi tiap saat dalam siklus menstruasi. Jumlah perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak dan berulang. Kejadian sering pada manarke atau masa pre-menopause.

III. Faktor Penyebab
Sampai saat ini penyebab belum diketahui secara pasti, beberapa kondisi yang dilakukan dengan perdarahan rahim disitu , antara lain :
1. Kegemukan
2. Faktor kejiwaan
3. Alat kontrasepsi hormonal
4. Alat kontrasepsi dalam rahim (intra uterine diyices)
5. Beberapa penyakit seperti :
a. Trombositopenia, kencing manis
b. Tumor organ reproduksi, kista ovarium, infeksi vagina.

IV. Diagnosa
Untuk menegakkan diagnosa langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
2. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan umum ditujukan untuk mengetahui berbagai kemungkinan penyebab terjadinya perdarahan rahim.
b. Pemeriksaan khusus menyingkirkan kemungkinan kelainan organ sebagai penyebab perdarahan abnormal, misalnya perlukan, polip leher rahim, infeksi abortus, tumor
c. Pemeriksaan organ reproduksi (ginekolosis)

V. Pengobatan
Setelah menegakkan diagnosa dan setelah menyingkirkan berbagai kemungkinan kelainan organ, ternyata tidak ditemukan penyakit lainnya. Maka langkah selanjutnya adalah melakukan prinsip-prinsip pengobatan :
1. Menghentikan pendarahan
Langkah-langkah untuk menghentikan perdarahan
a. Kuret
b. Obat
1) Golongan estrogen
Pada umumnya dipakai estrogen alamiah karena relatif menguntungkan karena sudah membebani kinerja luar dan tidak menimbulkan gangguan pembekuan darah.
2) Obat kombinasi
Diberikan secara bertahap jika perdarahan banyak.
3) Golongan progesteron
c. Mengatur menstruasi agar kembali normal
Setelah perdarahan berhenti langkah selanjutnya adalah pengobatan untuk mengatur siklus menstruasi misalnya pemberian :
- Golongan progesterone atau tablet diminum selama 10 hari
d. Transfusi jika kadar hemoglobin kurang dari 85%

VI. Prakiran Hasil Pengobatan
Hasil pengobatan bergantung pada proses pergerakan penyakit (patofisiologis) :
1. Penegakan diagnosa yang tepat dan regulasi hormonal secara dini dapat memberikan angka kesembuhan hingga 96%
2. Pada wanita mudah yang sebagian besar terjadi dalam siklus normal (anovulasi) dapat diobati dengan baik.
Nursing Care Plan
1. Nyeri akut ybd agen injuri fisik
Definisi :
Yaitu sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual/ potensial kerusakan jaringan menggambarkan adanya kerusakan, intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diprediksi dan durasi kurang dari 6 bulan.
Tujuan
a. Klien mampu mencapai level nyaman pada tanggal…
Indikator 1 2 3 4 5
1. Melaporkan secara fisik sehat
2. Melaporkan puas dapat mengontrol nyeri
3. Melaporkan secara psikologis baik
4. Mengekspresikan puas dengan fisiknya
5. Mengekspresikan puas dengan hubungan sosial
6. Mengekspresikan puas secara spiritual
7. Melaporkan puas dengan kemandiriannya
8. Puas terhadap kemampuan mengontrol nyeri

Keterangan :
1 = tidak pernah
2 = jarang
3 = kadang-kadang
4 = sering
5 = selalu
b. Klien mampu mengontrol nyeri pada tanggal…
Indikator 1 2 3 4 5
1. Mengenal faktor pencetus nyeri
2. Mengenal onset/ lama nyeri
3. Melakukan langkah pencegahan
4. Menggunakan pencegahan non invasif
5. Menggunakan analgetik yang sesuai
6. Melaporkan bila ada tanda awal nyeri
7. Melaporkan tanda-tanda nyeri
8. Menggunakan sumber-sumber yang ada

Keterangan :
1 = tidak pernah bisa melakukan
2 = jarang bisa melakukan
3 = kadang-kadang bisa melakukan
4 = sering bisa melakukan
5 = selalu dapat melakukan
c. Klien mampu menyebutkan efek mengganggu dari nyeri pada tanggal…
Indikator 1 2 3 4 5
1. Gangguan hubungan interpersonal
2. Gangguan penampilan/ aktivitas
3. Ketidaksesuaian bekerja yang diharapkan
4. Ketidaksesuaian kenyamanan hidup yang diinginkan
5. Ketidaksesuaian kontrol diri yang diharapkan
6. Gangguan emosi
7. Kehilangan kesabaran
8. Gangguan tidur
9. Kelemahan mobilitas fisik
10. Kelemahan perawatan diri
11. Kesulitan makan/ menelan
12. Gangguan eliminasi
13. Gangguan nafsu nafsu makan

Keterangan :
1 = sangat berat
2 = agak berat
3 = sedang
4 = ringan
5 = tidak ada
d. Klien mampu mengurangi level nyeri pada tanggal …
Indikator 1 2 3 4 5
1. Melaporkan nyeri
2. Bagian tubuh yang nyeri
3. Frekuensi nyeri
4. Lamanya serangan nyeri
5. Ekspresi wajah
6. Tonus otot
7. Keringat dingin

Keterangan :
1 = sangat berat
2 = agak berat
3 = sedang
4 = ringan
5 = tidak ada
Intervensi :
1. Observasi nyeri
2. Identifikasi penyebab nyeri hebat yang tidak turun
3. Anjurkan klien untuk melaporkan pengalaman dan metode menangani nyeri yang terakhir dilakukan
4. Berikan posisi yang nyaman bagi klien
5. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi rasa nyeri
6. Laksanakan terapi dokter untuk pemberian analgesic sesuai dosis

2. Risiko infeksi
Definisi :
Keadaan dimana terjadi peningkatan resiko terpapar mikroorganisme pathogen.
Tujuan :
a. Klien mampu mencegah status infeksi pada tanggal…
Indikator 1 2 3 4 5
1. Mengenal faktor pencetus nyeri
2. Nyeri saat berkemih
3. Demam
4. Nyeri
5. Menggigil/ kedinginan
6. Gangguan kognitif

Keterangan :
1 = sangat berat
2 = agak berat
3 = sedang
4 = ringan
5 = tidak ada
b. Klien mampu mencapai status kekebalan tubuh pada tanggal…
Indikator 1 2 3 4 5
1. Tidak ada infeksi berulang
2. BB dalam batas normal
3. Suhu tubuh DBN
4. Keutuhan kulit
5. Hitung jenis leukosit DBN

Keterangan :
1 = sangat tidak sesuai
2 = agak tidak sesuai
3 = kadang tidak sesuai
4 = jarang tidak sesuai
5 = sesuai
Intervensi :
1. Observasi tanda-tanda infeksi
2. Monitor dan catat pemeriksaan terutama leukosit
3. Lakukan semua tindakan invasive perawatan luka
4. Perawatan alat medis invasive dengan prinsip steril
5. Beri penjelasan pada klien dan keluarga cara pengontrolan
6. Infeksi termasuk cuci tangan, faktor resiko, cara mencegah infeksi
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotic
3. Resiko kekurangan volume cairan
Definisi :
Resiko mengalami dehidrasi vaskuler, seluler dan intrasel
Faktor resiko :
- Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan (status hipermetabolik)
- Pengobatan deuritik
- Kehilangan cairan melalui jalur abnormal
- Kurangnya pengetahuan tentang volume cairan
- Banyaknya kehilangan cairan melalui jalur normal
- Usia lanjut
Tujuan :
Cairan intrasel dan ekstrasel dalam tubuh klien seimbang setelah perawatan pada tanggal…
Kriteria hasil :
Keseimbangan cairan
Indikator 1 2 3 4 5
1. TD IER
2. Tekanan
3. Arteri rata-rata IER
4. Tekanan vena sentral IER
5. BB stabil
6. Tidak ada edema, peridetal
7. Tidak terjadi kebisingan
8. Hidrasi kulit
9. Elektrolit serum DBN
10. Hematokrit DBN

IER = dalam tingkat nilai yang diharapkan
Keterangan :
1 = sangat dikompromi
2 = sering dikompromi
3 = kadang dikompromi
4 = jarang dikompromi
5 = tidak dapat dikompromi
Intervensi :
1. Manajemen elektrolit
• Monitor elektrolit sebelum abnormal
• Monitor manifestasi keseimbangan cairan
• Berikan cairan
• Pertahankan keakuratan intake dan output
• Berikan elektrolit tindakan tambahan (oral, NGT, 10) sesuai resep
• Ajarkan pasien dengan keluarga tentang tipe, penyebab, treamorit dalam keseimbangan cairan.
2. Manajemen cairan
• Naikkan masukan obat oral
3. Cairan intravena
• Berikan cairan IV temperatur ruang
• Monitor kelebihan cairan dan reaksi fisik


DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi keperawatan. Jakarta : EGC

Doengoes, M.G. 2000. Rencana Asuhan keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medical – Bedah Vol. 3. Jakarta: EGC

Gustaviani, reno. 2006. Buku Ajar Penyakit Dalam, Edisi IV. Jilid III. Jakarta: Departemen Iimu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Mansjoer, Ariif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I edisi III. Jakarta: FKUI

Tucker, S.M. 1998. Standar Asuhan Keperawatan Pasien, Proses KEperawatan, Diagnosis dan Evaluasi edisi V. Jakarta: EGC

Tidak ada komentar: