Tangi Lan Percoyo

aku takon karo lintang pas lintange ora bersinar
opo arti urip seng seng awake dewe lakoni
geting lan iri seng ora tau ilang.. ilang kabeh
Gusti pangeran Jenengan ono ngendi

geni neng ati seng ora isoh diampet
kapejahan agawe langit dadi ireng
ing sak duwure jenenge tresno lan panyuwun seng klilep
aku arep tangi lan percayo nek wc iku tongkrongan seng paleng penak nek tangi turu ngeneki

sak kepel panyuwun ora bakal nyerah
aku arep terus bertahan nganti iki rampung
merdeka!!!!!

by :

1 tentang cinta

sekilas tentang dirimu yang lama kunanti memikat hatiku jumpamu pertama kali janji yang pernah terucap tuk satukan hati kita tapi tak pernah terjadi
mungkinkaH masih ada waktu yang tersisa untukku, masihkah ada cinta dihatimu
anda saja aku tau kau tak hadirkan cintamu inginku melepasmu dengan pelukan
sesal yang datang selalu takkan membuatmu kembali
maafkan aku yang tak pernah tau hingga semuanya kini tlah berlalu... maafkan aku

ipank

Alamat Facebook Sang Mantan

pas nyari nyari teman, tak sengaja ku temukan alamat facebook sang mantan inilah sosok yang pernah nerima aku apa adanya tapi sekarang dah jadi milik orang lain... akulah sang mantan jreng..jreng... jane setelah kita masih temenan baik, tapi skrg aku milih jaga jarak karena dia kemarin dah berhasil ngomporin pacarku sampai aku di putusin pacarku... nangis aku huuuaww...huaw...jreng...jreng... tak ku sangka yang tak anggep jadi sahabat baikku malah tega nusuk aku dari belakang.. aku penasaran pengen liat fotonya sang mantan lagi lama gak ketemu kangen dikit hehehehehe

jadwal belajarku e

waduw.... wauw... meori wes penuh kok gur disentori terus
E
  1. bedah : askep efusi pleura, penkes batuk efektif, tehnik suction.
  2. dalam : askep typoid, penkes diet typoid, oral higiene.
  3. anak : askep anak dengan masalah pernafasan BRPN, penkes cara mencegah TB pada anak, demonstrasi postural drainage pada anak.
  4. maternitas : askep kala III persalinan, penkes kebutuhan nutrisi ibu hamil trimester I, memotong tali pusat pada bayi bayu lahir.
  5. jiwa : defisit perawatan diri, mendiskusikan tentang pentingnya perawatan diri, membimbing pasien melakukan perawatan diri : menggosok gigi.
  6. komunitas : askep keluarga dengan masalah penyakit degenerativ pada lansia, melakukan anamnesa pada keluarga yang salah satu anggotanya menderita HIV AIDS, melakukan inhalasi sederhana untuk mengurangi sesak nafas pada klien

jadwal belajarku d

waduw mosok arep sinau okehe koyongene.... marai muntuk tenan iki
D
  1. bedah : askep apendiktomi, anamnesa apendicitis, pemberian makan sonde.
  2. dalam : askep serosis hepatus, anamnesa serosis hepatis, pemeriksaan fisik abdomen.
  3. anak : askep bayi dengan gizi buruk : kwarsiorkor, anamnesa riwayat keperawatan pada anak dengan diare akut dehidrasi berat, demonstrasi pembuatan susu formula f 100
  4. maternitas : askep kala II persalinan, anamnese ibu post partum, mengontrol dan membantu pelepasan plasenta.
  5. jiwa : perilaku kekerasan, mendiskusikan akibat perilaku kekerasan yang dilakukan, melatih pasien menyalurkan energi yang konstruktif dengan cara fisik
  6. komunitas : askep keluarga dengan masalah utama DM, melakukan anamnesa tumbang keluarga sesuai dengan tugas perkembangan, melakukan pembidaian (fiksasi) pada kasus muskuloskeletal di keluarga

jadwal belajarku c

nek kon sinau okeh ngeneki malah buyar aku... ngeneki penake maen game poker og jane
C
  1. bedah : askep hernia, anamnesa riwayat bab, memasang skorstin
  2. dalam : askep stroke, anamnesa rieayat stroke, pemeriksaan reflek biceps, triceps, patella.
  3. anak : sindroma down, penkes atisipatory guidanceusia todller dan perkembangan usia todllerdemonstrasikan pertolongan anak tersedak.
  4. maternitas : askep kala I persalinan, penkes penanggulangan keluhan morning sickness trimester I, pemeriksaan leopold 1-4 ibu hamil trimester III.
  5. jiwa : gangguan konsep diri harga diri rendah, mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki pasien, membimbing pasien menyusun jadwal kegiatan harian.
  6. komunitas : askep keluarga dengan masalah anemia ibu hamil, memberikan penkes diet pada hipertensi sesuai dengan hasil tekanan darah klien, membuat salah satu obat tradisional, mengurangi nyeri sendi pada klien.

jadwal belajarku b

waduw.. nek kon sinau ngeneki malah mumet aku... 
B
  1. bedah : saraf : askep cidera kepala, anamnesa cks, mengukur GCS
  2. dalam : askep dm, anamnesa dm, injeksi insulin, injeksi insulin.
  3. anak : askep bayi asfiksia, anamnesa ibu yang melahirkan bayi bblr, mendemonstrasikan pemberian minum lewat ngt
  4. maternitas : askep antenatal trimester 2 dan 3, penkes kebutuhan nutrisi ibu post partum, membantu pertolongan persalinan kala 2 sampai bayi lahir tanpa memotong tali pusat.
  5. jiwa : isolasi sosial : menarik diri, mengidentifikasi penyebab menarikdiri, membimbing pasien berhubungan dengan orang lain.
  6. komunitas : askep keluarga dengan masalah penyakit tb paru, melakukan penkes pada kasus flu burung, melakukan manthoux test.

jadwal belajarku a

arep sinau gak punya buku aduuuuh piye iki.. setidaknya aku nyatet jadwal belajar
A
  1. bedah : sinau endokrin : askep tiroidektomi, sinau anamnesa riwayat hipertiroid, perawata ulkus dm
  2. medikal : sinau pernafasan : askep asma, anamnesa asma, pemberian o2 nasal kanul.
  3. anak : askep bayi sakit, infeksi :rubella, penkes cara pemberian asi / cara menyusui dengan benar, mendemonstrasikan pengukuran antropometri pada bayi sehat.
  4. maternitas : askep antenatal trimester I, pengkajian kala 1 persalinan, perawatan buah dada pada ibu postpartum.
  5. jiwa : perubahan persepsi sensori halusinasi, membantu pasien mengenal halusinasi, membimbing pasien melakukan cara mengontrol halusinasi dengan menemui oranglain.
  6. komunitas : askep keluarga dengan masalah tumbang anak, memberikan penkes diet anemia ibu hamil, melakukan rumple leed test di keluarga

Kisi Kisi dan Tools UAP D3 Keperawatan 2010

Dilihat dan diulati di pandeng juga boleh hehehe...
Silahkan dilihat selengkapnya dengan di download kisi kisi dan tools UAP D III Keperawatan 2010 :

Rangkuman kisi kisi lengkap UAP 2010.... monggo di download

Berikut Tools ujian yang akan dipergunakan :

tools bedah d3 keperawatan 2010 revisi poltekkes solo (bukan sologoimo lho hehehee)... monggo di download

tools dalam d3 keperawatan 2010 (tools medikal post sosialisasi solo).. monggo di download

tools anak d3 keperawatan 2010 (tools anak 2010 hasil kesepakatan di poltekkes solo) monggo di download

Tambahan set 9 K1 anak (karena pada lampiran diatas ERROR) monggo SET 9 K1 Anak download disini

Tools Maternitas  d3 keperawatan 2010. monggo di download

Tools Komunitas d3 keperawatan 2010. monggo di download

Tools Jiwa d3 keperawatan 2010. monggo di download

daftar pustaka atau sumberipun saking :
Komite UAP D-III Keperawatan Jawa Tengah 2010

Sajadah

sajadah baru ukuran 95 x 60 cm ada 4 macam warna di banderol @Rp.5000 yang berminat bisa hubungi mas bimo 081392999455
diatas tak ada hubungannya dengan kata mutiara di bawah ini

KATA MUTIARA
BILA DAHI TAK PERNAH MENYENTUH SAJADAH DIDUNIA

Bersihkanlah dirimu sebelum engkau dimandikan
Berwuduklah engkau sebelum engkau diwudukan
Dan solatlah engkau sebelum sengkau disolatkan
Tutuplah auratmu sebelum auratmu ditutupkan
Dengan kain kafan yg serba putih
Pada waktu itu tidak guna lagi bersedih
Walaupun org yg hadir itu merintih
Selepas itu engkau akan diletakkan di atas lantai
Lalu dilaksanakan solat jenazah
Dengan 4 kali takbir dan 1 salam
Berserta Fatihah, Selawat dan doa
Sbg memenuhi tuntutan Fardhu Kifayah
Tapi apakah 4 kali takbir itu dpt menebus
Segala dosa meninggalkan solat sepanjang hidup?
Apakah solat jenazah yg tanpa rukuk dan sujud
Dapat membayar hutang rukuk dan sujudmu yg telah luput?
Sungguh tertipulah dirimu jika beranggapan demikian
Justeru kumenyeru sekelian Muslimin dan Muslimat
Usunglah dirimu ke tikar solat
Sebelum dirimu diusung ke liang lahad
Menjadi makanan cacing dan mamahan ulat
Iringilah dirimu ke masjid
Sebelum engkau diiringi ke pusara
Tangisilah dosa-dosamu di dunia
Kerana tangisan tdk berguna di alam baqa’
Sucikanlah dirimu sebelum engkau disucikan
Sedarlah sengkau sebelum sengkau disadarkan
Dgn panggilan ‘Izrail yg menakutkan
Berimanlah engkau sebelum engkau ditalkinkan
Kerana ianya berguna utk yg tinggal
Bukan yg pergi
Beristigfarlah engkau sebelum engkau diistigfarkan
Namun ketika itu istigfar tdk menyelamatkan
Ingatlah di mana saja engkau berada
Engkau tetap memijak bumi Tuhan
Dan dibumbungi dgn langit Tuhan
Serta menikmati rezeki Tuhan
Justeru bila Dia menyeru, sambutlah seruan-Nya
Sebelum Dia memanggilmu untuk yg terakhirnya
Ingatlah engkau dahulu hanya setitis air yg tdk bererti
Lalu menjadi segumpal darah
Lalu menjadi daging
Lalu daging itu membaluti tulang
Lalu jadilah engkau insan yg mempunyai arti
Ingatlah asal usulmu yg tdk bernilai itu
Yang kalau jatuh ke tanah
Ayam pun tak sudi menerimanya
Tapi ALLAH mengangkat engkau ke suatu mercu
Yang lebih agung dari malaikat
Lahirmu bukan utk dunia
Tapi gunakanlah ia untuk melayar bahtera akhirat
Sambutlah seruan ‘Hayya ‘alas Solah’
Dgn penuh rela dan bersedia
Sambutlah seruan ‘Hayya ‘alal Falaah’
Jln kemenangan akhirat dan dunia
Ingatlah yg kekal ialah amal
Menjadi bekal sepanjang jalan
Menjadi teman di perjalanan
Guna kembali ke pangkuan Tuhan
Pada hari itu tiada berguna
Harta, takhta dan putera
Isteri, kartu kredit dan kereta
Kondominium, saham dan niaga
Kalau dahi tak pernah menyentuh sajadah di dunia

33 Askep Ibu Hamil Dengan Diabetes Melitus

ASKEP IBU HAMIL DENGAN DIABETUS MELITUS
Definisi

Adalah penyakit kronik yang komplek yang dikarakterisasikan dengan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak, hiperglikemi dan perkembangan dari mikrovaskuler ( kental kapiler ), arterisklerosis, makrivaskuler komplikasi dan neuropatik ( gangguan struktus dan fungsi ginjal ).


B. Etiologi
Penyakit gula dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi. Berkurangnya glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya diabetes akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan.
Factor Predisposisi :
- Umur sudah mulai tua
- Multiparitas
- Penderita gemuk
- Kelainan anak lebih besar dari 4000 g
- Bersifat keturunan
- Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urine
- Riwayat kehamilan : Sering meninggal dalam rahim, Sering mengalami lahir mati, Sering mengalami keguguran
- Glokusuria



C. Klasifikasi Diabetes Melitus
a. Type I ( IDDM ) : DM yang berganyung pada insulin
b. Type II ( NIDDM ) : Orang tidak bergantung pada insulin, tetapi dapat
diobati dengan insulin, muncul > 50 tahun.
c. Diabetes Laten : Subklinis atau diabetes hamil, uji toleransi gula tidak
normal. Pengobatan tidak memerlukan insulin cukup
dengan diit saja.

D. Epidemitologi
Gangguan Dm terjadi 2 % dari semua wanita hamil, kejadian meningkat sejalan dengan umur kehamilan, tetapi tidak merupakan kecenderungan orang dengan gangguan toleransi glokusa, 25 % kemungkinan akan berkembang menjadi Dm.

E. Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap Kehamilan
1. Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap DM
a. Kehamilan dapat menyebabkan status pre diabetik menjadi manifes ( diabetik )
b. DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan
2. Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan di antaranya adalah :
a. abortus dan partus prematurus
b. hidronion
c. pre eklamasi
d. kesalahan letak jantung
e. insufisiensi plasenta
3. Pengaruh penyakit terhadap persalinan
a. Gangguan kontraksi otot rahim partus lama / terlantar.
b. janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
c. Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia sampai dengan lahir
mati

d. Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim.
e. Post partum mudah terjadi infeksi.
f. Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat menimbulkan kematian
4. Pengaruh DM terhadap kala nifas
a. Mudah terjadi infeksi post partum
b. Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar
5. Pengaruh DM terhadap bayi
a. Abortus, prematur, > usia kandungan 36 minggu
b. Janin besar ( makrosomia )
c. Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa

F. Pencegahan ASKEP IBU HAMIL DENGAN DIABETUS MELITUS
- Primer : untuk mengurangi obesitas dan BB.
- Sekunder : deteksi dini, kontrol penyakit hipertensi, anto rokok, perawatan.
- Tersier :
• Pendidikan tentang perawatan kaki, cegah ulserasi, gangren dan amputasi.
• Pemeriksaan optalmologist
• Albuminuria monitor penyakit ginjal
• Kontrol hipertensi, status metabolic dan diet rendah protein
• Pendidikan pasien tentang penggunaan medikasi untuk mengontrol medikasi

G. Terapi
1. Dialysis : peritoneal, hemodialisa
2. Total Nutrisi Parenteral
3. Tube feeding Hyperosmolar
4. Pembedahan
5. Obat : Glukokortikoid, diuretic, dipenilhidonsion, Agmen Beta Adrenergik Bloking,
Agen Immunosupresive, diazoxida.

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL pada ASKEP IBU HAMIL DENGAN DIABETUS MELITUS

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan :
Diuresis osmotik ( dari hiperglikemia ) kehilangan gastrik berlebihan : diare, muntah, masukan dibatasi : mual, kacau mental.
Kemungkinan dibuktikan dengan : peningkatan haluaran urine, urine encer, kelemahan, haus, penurunan berat BB tiba-tiba, membran mokusa kering, turgor kering, hipotensi, takikardi, pelambatan pengisin kapiler.
Kriteria hasil : mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan dengan tanda vital stabil, nadi ferifer dapat diraba, turgor kulit baik, haluaran urine tepat secara individu, dan kadar elektrolit dalam batas normal.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan :
- Ketidakcukupan insulin ( penurunan ambilan dan penggunaan glokusa oleh jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme protein / lamak.
- Penurunan masukan oral, anoreksia, mula, lambung penuh, nyeri abdomen, perubahan kesadaran.
- Status hipermetabolisme. Pelepasan hormon stress misal ; epenipren, kortisol, dan hormon GH.
Kemungkinan dibuktikan oleh :
- Melaporkan kemasukan makanan tak adekuat, kurang nafsu makan. Penurunan BB ; kelemahan, kelelahan, tonus otot buruk, diare.
Kroteria Hasil :
- Mencerna jumlah kalori / nutrisi yang tepat
- Menunjukkan tingkat energi biasanya
- Mendemonstrasikan berat badanstabil atau penambahan ke arah rentang biasanya / yang diinginkan dengan nilai laboratrium yang normal.


3. Kelelahan berhubungan dengan :
- Penurunan produksi energi metabolik
- Perubahan kimia darah ; insufisiensi insulin
- Peningkatan kebutuhan energi : status hipermatabolik

Kemungkinan dibuktikan dengan :
- Kurang energi yang berlebihan, ketidakmampuan mempertahankan rutinitas biasanya, penurunan kinerja, kecenderungan untuk kecelakaan.
Kriteria hasil
- Mengungkapkan peningkatan energi
- Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA ASKEP IBU HAMIL DENGAN DIABETUS MELITUS

Fakultas Kedokteran Universitas Pedjajaran Bandung. 1984. Obstetri Patologi.
Bandung : Elstar Offset.
Doenges E, Marilynn. 1993 Rencana Asuhan Keperawatan. Kajarta : EGC
Mochtar, Rustam. Prof. DR. 1989. Sypnosis Obstetrik : Obstetrik Patologi. Edisi I.
Jakarta : EGC
Prawiroharjo, Sarwono. 1976. Ilmu Kebidanan. Jakarta : yayasan Bina Pustaka
Chamberlain, Geofferey. 1994. Obstetrik dan Ginekologi Praktis. Jakarta : Widya Medika
Ledewig. W. Patricia. 2005. Buku Saku Asuhan Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir.
Jakarta :EGC
Manumba, Ida Bagus. 1993. Penuntun Kepanitraan Klinik Obstetrik dan Ginekologi
Jakarta : EGC
Oxorn, Harry. 1990. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan . Yayasan
Esentia Medika
Heller, Luz 1991. Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri. Jakarta : EGC

Dapet Rejeki Gak Pake sRi

hore... hiaaaaaaaaaaaat cacacacacac... kursikuku payu 1,5 jt seneng atiku.. padahal yang tak tawak tawakne pespa malah seng payu kursi Alhamdulillah... jadi buat bayar kuliah tinggal kurang 2jt lagi, duit 2jt nyari dimana lagi ya.... moga moga dapat pesenan sempak selerekan 8 lagi yang banyak, eh iya aku buat sempak itu kan tak bikin limited edition kalo pesenya banyak gak jadi limited edition dunk malah jadi unlimited edition payah.. untung "gayuh inside" punya ide baru buat bikin bebidol model kelelawar
ini salah satu bebidol hasil karya "gayuh inside" di banderol @rp22ribu.. kalo ada yang berminat silahkan hubungi dokter eh hubungi sapa ya... mudah mudahan dino iki bisa laku 100biji biar aku dapat bayar uang kuliah amiiiiin.... buat temen2 yang pengen bantu doa monggo di komentar di tunggu doa dari temen2

Tanda Tanda Lagi Jatuh Cinta

Tips Cinta

Ada beberapa tanda tanda umum kalo kamu sedang jatuh cinta.. ciri cirinya sebagai berikut :

1. kamu melihat ada yang berbeda dalam diri dia yang menarik untuk ditelusuri
2. merasa ada sesuatu yang menggelitik dari dalam diri kita
3. suka senyum senyum sendiri atau ketawa ketawa sendiri gak jelas
4. suka curi curi pandang kearah target
5. kalo dia lagi ngeliat kearah kita, jantung rasanya kayak mau copot (asemik medeni cah)
6. salah tingkah di depan dia
7. nggak sadar kalo mempermalukan diri sendiri
8. berkeliaran di dekat dia terus ( wah berarti kucingku jatuh cinta ma aq nuw, kucingku berkeliaran didekatku terus)
9. suka ngelamun (awas tar ada setan lewat bahaya lho.. harga sabun naik lho hehehe)
10. menghayal yang indah indah tentang kamu dan dia
11. nggak nafsu makan (anoreksia)
12. mendadak jadi insomnia alias susah tidur
13. isi diarrymu seputar dia dia dan dia terus (masa cinta dapat menyebabkan diare ya..)
14. sering dengerin lagu metal alias mellow total yang liriknya tentang cinta (kalo aku) pas lagi jatuh cinta suka dengerin music Rock malahan, karna dari aku lahir dah cinta ama rock dan seisinya)
15. jadi care sama sama penampilan dan berusaha tampil keren terus di depan dia
16. seneng banget ngira ngira lewat ramalan bintang
17. bentar bentar ngaca
18. nyari tau segalanya tentang dia
19. deketin sobatnya
20. diam diam motret pake hp trus kamu jadikan wallpaper
21. hobi nulis nulis namanya di setiap lahan kosang yang bisa kamu coretin
22. pelototin fotonya dia terus
23. jadi jaim berat kalo deket dia
24. badan semerbak mewangi sana sini tralala trilili
25. kalo dia negur rasanya kayak kesetrum
26. nyimpenin sms dari dia
27. satu senyum dari dia bikin kamu mengira seribu makna
28. pura pura pinjem komputernya padahal mau ngopi foto fotonya
29. sok jual mahal kalo dideketin, tapi kalo dia gak ada kelabakan sendiri
30. meng iyakan maunya padahal kamu sendiri gak suka
31. bilang cuma nganggep teman padahal kamu kesengsem berat
32. pusing mikirin gmn caranya ngtajak dia nonton setelah sengaja beli tiket 2
33. rela nyisihkan uang jajan buat beli hadiah ulang tahun dia
34. selalu memuji segala hal tentang dia
35. gak pedulikan apapun kekurangan dia

aku cinta padamu

34 Laporan Pendahuluan Chikungunya

Laporan Pendahuluan Chikungunya

PENDAHULUAN
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya yang disebarkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Sebagai penyebar penyakit adalah nyamuk Aedes aegypti; juga dapat oleh nyamuk Aedes albopictus. Nama penyakit berasal dari bahasa Swahili yang berarti “yang berubah bentuk atau bungkuk”, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi yang hebat. Masa inkubasi berkisar 1-4 hari, merupakan penyakit yang self-limiting dengan gejala akut yang berlangsung 3-10 hari. Nyeri sendi merupakan keluhan utama pasien, yang kadang-kadang berlangsung beberapa minggu sampai bulan. Meskipun tidak pernah dilaporkan menyebabkan kematian, masyarakat sempat dicemaskan karena penyebaran penyakit yang mewabah, disertai dengan keluhan sendi yang mengakibatkan pasien lumpuh. Untuk memahami lebih mendalam, dilakukan review terhadap penyakit ini
EPIDEMIOLOGI
Chikungunya disebarkan/ditularkan kemanusia oleh gigitan nyamuk aedes yang terinfeksi oleh virus Chikungunya. Nyamk terinfeksi dengan virus saat ia menggigit pasien sakit Chikungunya; dan setelah sekitar seminggu, nyamuk dapat menularkan virus saat ia menggigit orang lain yang sehat. Penyakit tidak dapat menularkan langsung dari satu orang ke orang lain. Wabah Chikungunya dapat berjangkit dimana nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albocpictus hidup meliputi daerah tropis terutama daerah perkotaan.
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Virus chikungunya merupakan anggota genus Alphavirus dalam family Togaviridae. Strain asia merupakan genotype yang berbeda dengan yang di afrika. Virus Chikungunya disebut juga Arbovirus A Chikungunya Type CHIK, CK. Virus Chikungunya masuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus. Virions mengandung satu molekul single standed RNA. Virus dapat menyerang manusia dan hewan. Virions dibungkus oleh lipid membrane; plemorfik; spherical; dengan diameter 70 µm. Pada permukaan envelope didaptkan glycoprotein spikes (terdiri atas 2 virus protein membentuk heterodimer). Nucleopapsids isometric; dengan diameter 40 µm.
Nyamuk
Nyamuk Aedes aegypti berukuran kecil disbanding nyamuk lain: ukuran badan 3-4 mm, berwarna hitam dengan hiasan titik-titik putih dibadannya; dan pada kakinya warna putih melingkar. Nyamuk dapat hidup berbulan-bulan. Nyamuk jantan tidak menggigit manusia, ia makan buah. Hanya nyamuk betina yang menggigit; yang diperlukan untuk membuat telur. Telur nyamuk aedes diletakkan induknya menyebar; berbeda dengan telur nyamuk lain yang dikeluarkan berkelompok. Nyamuk bertelur di air bersih. Telur menjadi pupa dalam beberapa minggu. Nyamuk bila terbang hampir tidak mengeluarkan bunyi; sehingga manusia yang diserang tidak mengetahui kehadirannya; menyerang dari bawah atau dari belakang; terbang sangat cepat. Telur nyamuk Aedes dapat bertahan lama dalam kekeringan (dapat lebih dari 1 tahun). Virus dapat masuk dari nyamuk ke telur; nyamuk dapat bertahan dalam air yang chlorinated. Nyamuk Aedes aegypti merupakan vector Chikungunya (CHIK) virus (alpha virus). Beberapa nyamuk resisten terhadap CHIK virus namun sebagian susceptible. Ternyata Susceptbility gene berada di kromosom 3. Vektor Chikunguya di Asia adalah Aedes aegypti, Aedes albopticus. Di Afrika adalah Aedes furcifer dan Aedes africanus
MANIFESTASI PENYAKIT
Masa inkubasi dari demam Chikungunya 2-4 hari. Viremia dijumpai kebanyakan dalam 48 jam pertama, dan dapat dijumpai sampai 4 hari pada beberapa pasien. Manifestasi penyakit berlangsung 3-10 hari. Virus ini termasuk self limiting diseases alias hilang dengan sendirinya. Namun rasa nyeri sendi mungkin masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan. Gejala demam Chikungunya mirip dengan demam berdarah dengue yaitu demam tinggi, menggigil, sakit kepala, mual-muntah, sakit perut, nyeri sendi dan otot, serta bintik-bintik merah dikulit terutama badan dan lengan. Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (syock) maupun kematian. Nyeri sendi ini terutama mengenai sendi lutut, pergelangan kaki serta persendian jari tangan dan kaki. Gejala utama Chikungunya adalah demam tinggi, sakit kepala, punggung, sendi yang hebat, mual, muntah, nyeri mata dan timbulnya rash/ruam kulit. Ruam kulit berlangsung 2-3 hari, demam berlangsung 2-5 hari dan akan sembuh dalam waktu 1 minggu sejak pasien jatuh sakit. Sakit sendi (arthralgia atau arthritis; sendi tangan dan kaki) sering menjadi keluhan utamapasien. Keluhan sakit sendi kadang-kadang masih terasa dalam 1 bulan setelah demam hilang. Penyakit ini merupakan penyakit yang bersifat self limiting (sembuh dengan sendirinya) dan tidak brakibat kematian. Peranh dilaporkan terjadi kerusakan sendi yang dikaitkan dengan infeksi Chikungunya.
DIAGNOSIS BANDING DAN DIAGNOSIS PASTI
Viral arthropaty diketahui dan dijumpai pada beberapa infeksi virus: dengue, O’nyong-nyong, chikungunya, Mayaro, Ross River, Sindbis dan Bermah Forest. Gejala sendi akibat virus ini biasanya hanya berlangsung singkat seminggu, kecuali pada beberapa kasus Chikungunya. Penyakit ini banyak kemiripan dengan demam dengue/DHF; hanya saja: serangan demam lebih singkat; sakit sendi lebih lama dan tidak terjadi kematian. Chikungunya dicurigai bila seseorang menderita demam mendadak, dengan beberapa gejala berikut: sakit sendi, sakit kepala, sakit pinggang/punggung, fotofobia dan rash/ruam kulit; serta dalam seminggu terakhir berada didaerah terjangkit Chikungunya. Diagnosis pasti bila terdapat salah satu hal berikut:
1. Pemeriksaan titer antibody naik 4 kali lipat
2. Isolasi virus
3. Deteksi virus dengan PCR
PROGNOSIS
Penyakit ini bersifat self limiting diseases, tidak pernah dilaporkan kejadian kematian. Keluhan sendi mungkin berlangsung lama. Brighton meneliti pada 107 kasus infeksi Chikungunya, 87,9 % sembuh sempurna; 3,7% mengalami kekakuan sendi atau mild discomfort; 2,8% mempunyai persisten residual joint stiffnes, tetapi tidak nyeri; dan 5,6% mempunyai keluhan sendi yang persisten, kaku dan sering mengalami efusi sendi.
PENGOBATAN
Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Dianjurkan istirahat untuk mengurangi keluhan akut. Exercise berat dapat mengkambuhkan gejala sendi. Belum ada obat spesifik untuk membunuh virus penyebab penyakit; pasien yang merasa sakit Chikungunya dapat minum penghilang sakit (analgetik), misalnya parasetamol; namun hindari pemakaian aspirin. Pasien perlu istirahat, minum banyak air dan pemeriksaan diri ke dokter.
PENCEGAHAN
Pencegahan ditujukan untuk mengendalikan nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk. Pada saat ini belum ada vaksin di pasaran untuk mencegah Chikungunya.
Tindakan pencegahan Chikungunya di daerah dimana terdapat nyamuk Aedes aegypti adalah menghilangkan tempat dimana nyamuk dapat meletakkan telurnya, terutama pada tempat penyimpanan air buatan, misalnya bak mandi, kolam ikan, ban mobil atau kaleng kosong. Tempat penyimpanan air hujan atau penyimpanan air (kontainer plastik, drum) hendaknya tertutup rapat. Ban mobil bekas, kaleng kosong sebaiknya dimusnahkan. Tempat minum hewan peliharaan/burung dan vas bunga hendaknya dikosongkan atau diganti setidaknya seminggu sekali. Semua upaya tersebut diharapkan dapat membasmi telur nyamuk dan mengurangi jumlah nyamuk di daerah tersebut.Pada wisatawan atau juga penduduk di daerah terjangkit Chikungunya, resiko digigit nyamuk akan berkurang dengan pemasangan air conditioning atau memasang kasa pada jendela atau pintu.
Memakai repelen yang mengandung 20-30% DEET pada kulit tubuh yang terbuka atau pakaian akan mengurangi kemungkinan tergigit nyamuk.
Pencegahan Chikungunya ditekankan pada usaha terus-menerus, berkesinambungan, community based, integrated mosquito control, tidak boleh terlalu mengandalkan insektisida baik untuk jentik nyamuk maupun nyamuk dewasa (chemical larvicide atau adulticide). Pencegahan wabah penyakit memerlukan peran serta masyarakat yang terkoordinasi dalam usaha meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit Chikungunya, serta bagaimana mengenali penyakit dan bagaimana mengendalikan nyamuk yang dapat menularkan/menyebarkan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Nasronudin, dr., SpPD, K-PTI, “Penyakit Infeksi di Indonesia”, 2007, Air langga University Press, Surabaya

posted by : gayuh

Gempa

ya Allah ampunilah dosa dosaku.. teman teman tolong maafkan aku kalo aku punya salah.. pakde bakul hik ketoke aq yo iseh due utang, dianggep lunas ae ya... waduw gempa kayak gini tak ada tempat berlindung, gek aku di gembok nengomah dewe ngeneki engko nek gempa meneh aku mlayu metu ngendi...

Berani Pangkal Kaya

Berani miskin gak akan kaget bila mengalami kemiskinan
berani kaya pasti kekayaan akan menantinya
coba kalo gak berani miskin pasti jatunge mandeg pas mengalami kemiskinan
coba kalo gak berani kaya pasti kekayaan akan menjauh..
hehehe betul gk ya..
bener opo salah seng penting sugeh atine..
wong sabar gede wekasane
sumeh lan sumeleh
yekti ning sengsoro hamung dadi cobo..
ad juga wong sabar itu taine pulen.. coba kalo warung makan segone pulen mesti dadi enak nek enak mesti laris nek laris mesti ndang sugeh.. brarti sabar juga pangkal kaya dunk..
hehehe.. nek aq sugeh ato miskin gak masalah karna manusia itu derajatnya sama..
seandainya ada 2 pilihan
1. kaya tapi gak bisa naik haji
2. kere tapi bisa naik haji

nek aq pilih n0.2
kalo kamu pilih mana?

Instrumen Penilaian : Pemberian Oksigen Dengan Nasal Kanul

,A. FASE ORIENTASI
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
B. FASE KERJA
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan tabung oksigen dengan manometernya
3. Mengisi aquabidest pada tabung humidifier sesuai batas
4. Mengatur posisi semifowler
5. Membuka flowmeter dengan ukuran 2liter/ menit
6. Memastikan ada aliran udara dengan punggung tangan
7. Memasang kanul pada hidung pasien dengan benar
8. Melakukan fiksasi selang kanul dengan benar
9. Mencuci tangan
C. FASE TERMINASI
1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan
D. PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1. Ketenangan
2. Melakukan komunikasi terapeutik
3. Menjaga keamanan pasienjj[÷[÷[÷[÷[÷[÷[÷[÷[÷[÷[÷[÷[÷èòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèòÜèò,òÜèòÜèòÉ ,,¨y4 ¨y4 ,,,,,,,, ¹+ ,,,,,,,,,,, ¹+ ,,,ˆ ,, ,,,¹,,,¦ ,, ,,,C,,,µ ,,#,,,¢,,,Ù ,, ,,,…,,,õ ,,ÿÿÿÿúÿÿÿ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Instrumen Penilaian : Anamnesa Riwayat Asma

A. FASE ORIENTASI
1. Mengucap salam
2. Memperkenalkan diri
3. Kontrak waktu
4. Menjelaskan tujuan
5. Menanyakan kesiapan pasien
B. FASE KERJA
1. Menanyakan keluhan utama yang dirasakan saat ini
2. Menanyakan sejak kapan ada keluhan sesak nafas
3. Menanyakan kondisi yang memperberat keluhan sesak nafas
4. Menanyakan kondisi yang memperingan keluhan sesak nafas
5. Menanyakan apakah sebelumnya pernah menderita penyakit asma
6. Menanyakan apakah klien merokok
7. Menanyakan apakah klien mempunyai riwayat alergi
8. Menanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit asma
C. FASE TERMINASI
1. Menyampaikan hasil anamnesa
2. Melakukan evaluasi
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
D. PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1. Ketenangan
2. Menjaga keamanan pasien / perawat

Pengertian BPH

BPH adalah kondisi patologis yang paling umum pada pria dan penyebab kedua yang paling sering untuk intervensi medis pada pria diatas usia 60tahun (smeltzer, 2001 : 1625)
BPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat ( secara umum pada pria lebih tua dari 50 tahun ) menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius ( Doenges, 1999 : 671)
BPH atau disebut tumor prostate jinak adalah pertumbuhan berlebihan dari sel prostate yang tidak ganas. pembesaran prostate jinak akibat sel sel prostate memperbanyak diri melebihi kondisi normal, biasanya dialami laki laki berusia di atas 50 tahun.
BPH adalah hiperplasia kelenjar periuretra yang mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah (capita selecta, edisi 3)

Manifestasi Klinis dan Komplikasi Asma

Manifestasi Klinis :
1. penurunan ketajaman penglihatan.
2. silau.
3. adanya pengemburan seperti mutiara keabuan pada pupil.
4. pandangan kabur/redup.
5. susah melihat dimalam hari.
6. pupil tampak kekuning kuningan, abu abu / putih.
(brunner

Pengertian Katarak

Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya terjadi akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran ( katarak congenital )
(brunner n suddarth, 2001 : 1996 )

Penyebab katarak antara lain :
1. Akibat proses penuaan.
2. Trauma mata tajam maupun tumpul.
3. Penggunaan kortikosteroid jangka panjang.
4. Penyakit sistemis, seperti diabetes millitusihipoparatirodisme.
5. Pemajanan radiasi.
6. Pemajanan yang lama sinar matahari (sinar uv)
7. Kelainan mata lain seperti uveltis anterior.
( brunner n suddarth, 2001 : 1996)

95. Definisi Ketergantungan Narkotika

Definisi Ketergantungan Narkotika

zat adiktif
adalah suatu bahan yang apabila digunakan dapat menimbulkan kecanduan.
zat psikoaktif adalah suatu bahan atau zat yang bekerja secara selektif terutama pada otak sehingga dapat menimbulkan perubahan perilaku, emosi, persepsi dan kesadaran sistem saraf otak ( psikostimulasia
narkotika adalah suatu zat yang bekerja dengan menekan sistem saraf pusat hingga persepsi nyeri dan respon emosional terhadap nyeri berkurang. zat adaktif ini terdiri dari canabies (ganja), golongan opoid (candu) dan kokain
(stuard, 2000: 96

96. Isolasi Adalah

isolasi adalah merupakan suatu bentuk penyekatan emosional, beban emosi dalam suatu keadaa yang menyakitkan, diputuskan atau diubah. (maramis, 2004 : 81)

isolasi adalah merupakan suatu peningkatan komponen emosional dari pikiram, yg bersifat sementara atau jangka panjang. ( stuart : 153 )

isolasi adalah suatu kerusakan interpersonal yang terjadi akibat kepribadian yg tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptif yang mengganggu fungsi seseorang dalam berhubungan sosial. (depkes RI, 2002 : 114)

Mau Berangkat Kul Males Banget

Pagi ini dingin banget jadi males mandi, mo berangkat kul juga males... jurus apa ya yang bisa usir rasa males?
kalo tak pikir pikir dari dulu kok males terus ya.. kapan gak malesnya. tak paksak paksake mangkat iki. raup tok ae ki seng penting diokehi minyak wangine ben ora mambu bgt.. jadi inget lagu dl pas masih sekolah tk

saiki aku wes gede sekolah mangkat dewe
ora perlu dieterake trus kepiye aku lali judule
jreng...jreng...jreng...

tak pikir pikir gak enak jadi orang bodo.. kalo gitu berangkat kul aja biar pinter biar cepet lulus dan jadi pak mantri... biar bisa nyuntiki cewek cewek hehehehe..semangat semangat.
sampai kapan bertahan dengan gaya hidup yang monoton kayak gini dari umur 6th dah sekolah tapi sampai sekarang gak pinter pinter. bahkan gak tau apa kelebihan yang aku punya... biarlah yang penting hidup

Surat Buat Sang Mantan

To: kepala suku

mungkin kita belum lama pacaran tapi kita udah putus rasa saling percaya yang selalu aku ajarkan gak berguna buat kamu sampai aku tersiksa sendiri.. bawokku sayang kamu tega mutusin aku cuma karna omongan mantanku yang gak mengenakkan kaki eh hati ding... kamu lebih percaya orang lain ketimbang aku, hatiku serasa diiris. dari awal aku sudah bilang kalo aku tuh banyak kelebihan, aku pernah bilang kekamu kalo aku tuh lebih ndableg dari cowok manapun, aku lebih banyak koreng dari cowok manapun, aku juga lebih jelek dari aril conterpen, aku juga lebih bodo dari albert einstein.. kamu seh gak percaya mungkin kamu telah menyesal pernah memilih aku.. 

kamu tau gak kalau aku sekarang mengalami gejala patah hati (istilah medisnya fraktur hepar) mataku berkunang kunang, perut keroncongan, keringat dingin keluar, tidak bisa tidur, sampai sampai aku pengen nangis tapi malu. kamu putusin aku begitu saja dan akhirnya keesokan kamu sadar kalo aku yang terbaik dan akhirnya kamu ngajak balikan.. lalu ku ucapkan seribu maaf buat kamu dan akupun tak mau lagi pacaran denganmu karena kodok ngoyak wewe (wong wadon ora mung koe)..t

idurlah matahariku tinggalkan masa harimu bila malam datang dinginkan jiwa ini tidurlah oh sayang esok pastikan lebih baik..janganlah kau bersedih usaplah air matamu.. ku kopikan kata katanya mas bondan untuk mengantar tidurmu

Mumet Ganti Template

judulnya luput isinya bingung.. pakde googel tolong dunk... pakde googel datanglah pulang tak dijemput datang tak diantar... ben seng moco artikel iki wes menggunakan mantra memanggil arwahnya pakde pakde
kalo kalian merasa merinding berarti arwahnya udah datang... kalo gak mrinding brarti ya gak apa apa.. wes pusing arep update status... sekarang belajar bahasa inggris aj
you wise are does do wrong? nike do wrong are does, are does so ben see gear.. artinya apa ya?

97. Asuhan Keperawatan Dengan Perilaku Kekerasan

Asuhan Keperawatan Dengan Perilaku Kekerasan

TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana seseorang menunjukkan perilaku yang actual melakukan kekerasan yang ditunjukan pada diri sendiri/oarng lain secara verbal maupun non verbal dan pada lingkungan . marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai ancaman (Stuart dan Sundeen, 1995).

B. ETIOLOGI
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan factor predisposisi, artinya mungkin terjadi/mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika factor berikut dialami oleh individu:

1. Psikologis
Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbu agresif atau amuk. Masa kanak-kanak tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiyaya atau sanksi penganiayaan.
2. Perilaku
Reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering mengobservasi kekerasan dirumah atau diluar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan.
3. Social budaya
Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan control social yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan ada menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan dapat diterima (permissive).
4. Bioneurologis
Banyak pendapat bahwa kerusakan system limbic, lobus frontal, lobus temporal dan ketidakseibangan neurotransmitter turut berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan.

C. TANDA DAN GEJALA
a. Fisik
a. Mata melotot/pandangan tajam
b. Tangan mengepal
c. Rahang mengatup
d. Wajah memerah
e. Postur tubuh kaku
b. Verbal
a. Mengancam
b. Mengunpat dengan kata-kata kotor
c. Suara keras
d. Bicara kasar, ketus
c. Perilaku
a. Menyerang orang
b. Melukai diri sendiri/orang lain
c. Merusak lingkungan
d. Amuk/agresif

D. PATOFISIOLOGI
Factor-faktor dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik), keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/pekerjaan dan kekerasan merupakan factor penyebab yang lain. Interaksi social yang provokatif dan konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan

E. PATHWAY
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku Kekerasan/amuk

Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah
( Budiana Keliat, 1999)


F. KOMPLIKASI

1. Stroke
2. Gagal ginjal
3. Kebutaan
4. Gagal jantung

Beberapa komplikasi dari hipertensi :

1. Penyakit jantung koroner
2. Gagal jantung
3. Kerusakan pembuluh darah otak dapat berupa pecahnya pembuluh darah (stroke) dan kerusakan dinding pembuluh darah
4. Gagal ginjal
5. Kerusakan pada masa yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan sampai kebutaan

G. FOKUS PENGKAJIAN
a. Masalah keperawatan:
1). Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2). Perilaku kekerasan / amuk
3). Gangguan harga diri : harga diri rendah
b. Data yang perlu dikaji:
1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
1). Data Subyektif :
§ Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
§ Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
§ Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
2). Data Objektif :
§ Mata merah, wajah agak merah.
§ Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri sendiri/orang lain.
§ Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
§ Merusak dan melempar barang‑barang.
2. Perilaku kekerasan / amuk
1). Data Subyektif :
§ Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
§ Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
§ Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
2). Data Obyektif
§ Mata merah, wajah agak merah.
§ Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
§ Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
§ Merusak dan melempar barang‑barang.
3. Gangguan harga diri : harga diri rendah
1). Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
2). Data obyektif:
- Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
H. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan/amuk.
b. Perilaku kekerasan berhubungan dengan gangguan harga diri: harga diri rendah.


I. FOKUS INTERVENSI
a. Tujuan Umum: Klien tidak mencederai dengan melakukan manajemen kekerasan
b. Tujuan Khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
1.1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.
1.2. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
1.3. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Tindakan:
2.1. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
2.2. Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel/kesal.
2.3. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang.
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda‑tanda perilaku kekerasan.
Tindakan :
3.1. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.
3.2. Observasi tanda perilaku kekerasan.
3.3. Simpulkan bersama klien tanda‑tanda jengkel/kesal yang dialami klien.
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Tindakan:
4.1. Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
4.2. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
4.3. Tanyakan "Apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai ?"
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
Tindakan:
5.1. Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.
5.2. Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.
5.3. Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.
6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon thd kemarahan.
Tindakan :
6.1. Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.
6.2. Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal/kasur.
6.3. Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal/tersinggung.
6.4. Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.
7. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.
Tindakan:
7.1. Bantu memilih cara yang paling tepat.
7.2. Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.
7.3. Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.
7.4. Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.
7.5. Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel/marah.
8. Klien mendapat dukungan dari keluarga.
Tindakan :
8.1. Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melaluit pertemuan keluarga.
8.2. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).
Tindakan:
9.1. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping).
9.2. Bantu klien mengpnakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis, cara dan waktu).
9.3. Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.


DAFTAR PUSTAKA


Stuart, G.W., dan Sundeen, S.J. (1995). Principles and practice of psychiatric nursing. (5th ed). St. louis : Mosby Year Book.
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000

35 Konsep Dasar ISPA

KONSEP DASAR ISPA

A. Pengertian

ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan infeksi jasad remik atau bakteri, virus maupun rikitsia tanpa atau disertai radang parenkim paru. ( Vietha, 2009 )

ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi pada setiap bagian saluran pernafasan baik atas maupun bawah yang disebabkan oleh jasad remik atau bakteri, virus maupun riketsin tanpa atau disetai radang dari parenkim. ( Whaley dan Wong, 2000 )

B. Menurut Depkes ( 2002 ), klasifikasi dari ISPA adalah :

1. Ringan ( buka pneumonia )
Batuk tanpa pernafasan cepat / kurang dari 40 kali / menit, hidung tersumbat / berair, tenggorokan merah, telingan berair.
2. Sedang ( pneumonia )
Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah, dari telinga keluar cairan kurang dari 2 minggu. Faringitis purulen dengan pembesaran kelenjar limfe yang nyeri tekan ( adentis servikal ).
3. Berat ( pneumonia )
Batuk dengan nafas berat, cepat dan stridor, membran keabuan di taring, kejang, apnea, dehidrasi berat / tidur terus, tidak ada sianosis.
4. Sangat Berat
Batuk dengan nafas berat, cepat, stridor, dan sianosis serta tidak minum.

C. Etiologi
Menurut Vietha ( 2009 ), etiologi ISPA adalah lebih dari 200 jenis bakteri, virus dan jamur. Bakteri penyebabnya antara lain genus streptococus, Stafilococus, hemafilus, bordetella, hokinebacterium. Virus penyebabnya antara lain golongan mikrovirus, adnovirus, dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA di influensa yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak – anak di bawah usia 2 tahun yang kecepatan tubuhnya lemah atau belum sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menumbulkan resiko serangan ISPA. Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontrubusi terhadap kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya senetasi lingkungan.

1. ISPA atas : Rinovirus, coronavirus, adenovirus, enterovirus, ( virus utama ).
bawah : Parainfluenza, 123 coronavirus,adenovirus ( Virus Utama ).
2. Bakteri utama : Steptococus, pneumonia, hemapholus, influenza, staphylococus aureus.
3. Pada neonotus dan bayi muda : Chalmedia tachomatis.
Pada anak usia sekolah : Mycoplasma pneumonia.
Infeksi saluran perafasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi. Kebanyakan infeksi saluran pernafasan akut disebabkan oleh virus dan mikroplasma, untuk golongan virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus ( termasuk di dalamnya virus para influenza ) merupakan penyebab terbesar dari sindroma batuk rejan, bronkiokitis, dan penyakit demam saluran nafas bagian atas, untuk virus influenza bukan penyebab terbesar terjadinya sindroma saluran pernafasan kecuali hanya epidemi – epidemi saja. Pada bayi dan anak, virus – virus merupakan terjadinya lebih banyak penyakit saluran nafas bagian atas dari pada saluran nafas bagian bawah. ( Fuad, Ahmad, 2008 )
D. Menurut Vietha ( 2009 ), tanda dan gejala dari ISPA adalah :
1. Pilek biasa
2. Keluar sekret cair dan jernih dari hidung.
3. Kadang bersi – bersin.
4. Sakit tenggorokan.
5. Batuk.
6. Sakit kepala
7. Skret menjadi kental.
8. Demam.
9. Neusea.
10. Muntah.
11. Anoreksia
Sebagian besar anak dengan infeksi saluran pernafasan bagian atas memberikan gejala yang sangat penting yaitu batuk. Infeksi saluran nafas bagian bawah memberikan beberapa tanda lainnya seperti nafas yang cepat dan retratesi dada. Selain batuk gejala ISPA pada anak juga dapat dikenali yaitu flu, demam, dan suhu tubuh anak meningkat lebih dari 38,5 ○C dan disetai sesak nafas. Menurut derajat keparahannya, ISPA dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu : ISPA ringan ( bukan pneumonia ), ISPA sedang ( pneumonia ) dan ISPA berat ( pneumonia berat ). Kusus untuk bayi di bawah 2 bulan, hanya dikenal ISPA berat dan ISPA ringan ( tidak ada ISPA sedang ). Batasan ISPA berat untuk bayi kurang dari 2 bulan adalah bik frekuensi nafasnya sepat ( 60 kali / menit ) atau adanya tarikan dinding dada yang kuat. Pada dasarnya ISPA ringan dapat berkembang menjadi ISPA sedang / ISPA berat jika keadaan memungkinkan misalnya pasien kurang mendapat perawatan / daya tahan tubuh pasien sangat kurang. Gejala ISPA ringan dapat dengan mudah diketahui orang awam sedangkan ISPA sedang dan berat memerlukan beberapa pengamatan sederhana. ( Yasir, 2009 )

E. Pathofisiologi ISPA
Masuknya kuman atau virus ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan mengakibatkan terjadinya reaksi antigen dan antibody pada salah satu tempat tertentu di saluran nafas bagian atas. Reaksi tersebut berupa reaksi radang, sehingga banyak sekali dihasilkannya mukus seteret, dari reaksi radang tersebut akan merangsang interleukin 1 yang berupa pengeluaran mediator kima berupa prostaglandin, hal tersebut akan menggeser sel point pada hipotalamus posterior yang mengakibatkan tubuh menggigil dan demam. Reaksi tersebut disebut dengan comoon cold. Respon batuk akan muncul seiring dengan terangsangnya villi – villi saluran pernafasan akibat adanya mukus. ( Khaidirmuhaj, 2008 )
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
1. Tahap prepatogenisis : penyebab ada, tetapi belum menunjukan reaksi apa- apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa tubuh menjadi lemah apabila kedaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : Mulai dari munculnya gejala penyakit dibagi menjadi 4 yaitu dapat tumbuh sempurna, sembuh dengan atelektatis, menjadi teronis dengan meninggal akibat pneumonia. ( Vietha, 2009 )
F. Pathway
( Nanda, 2007 )
( Khaidirmuhaj, 2008 )


G. Komplikasi ISPA
ISPA ( saluran pernafasan akut sebenarnya merupakan self limited disease yang sembuh sendiri dalam 5 – 6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lain, tetapi penyakit ISPA yang tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang baik dapat menimbulkan penyakit seperti : semusitis paranosal, penutuban tuba eustachii, lanyingitis, tracheitis, bronchtis, dan brhonco pneumonia dan berlanjut pada kematian karena danya sepsis yang meluas.
( Whaley and Wong, 2000 )
H. Menurut Semltzer ( 2001 ), penatalaksanaan dari ISPA adalah
1. Medis.
a. Diet cair dan lunak selama tahap akut.
b. Untuk mengontrol infeksi, memulihkan kondisi mukos yang antiboitik, misal amoxilin, ampixilin.
c. Antistetik topikal sepertilidokain, orabase atau diklorin memberikan tindakan peredaan nyeri oral.
2. Keperawatan.
a. Penyuluhan pada pasien tentang cara memutus infeksi.
b. Meningkatkan masukan cairan.
c. Menginstruksikan pada pasien untuk meningkatkan drainase seperti antalasi uap.
I. Konsep Tumbuh Kembang
Menurut Piaget tahap praoperasional ( umur 2 – 7 tahun ) dengan perkembangan kemampuan sebagai berikut anak belum mampu mengorganisasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak, perkembangan anak masih bersifat egosentrik seperti dalam penelitian piaget anak selalu menunjukan egosentrik seperti anak akan memilih sesuatu atau ukuran yang besar walaupun isi sedikit. Masa ini sifat pikiran bersifat transduktif menganggap semuanya sama, seperti seorang pria di keluarga adalah ayah maka semua pria adalah ayah, pikiran yang kedua adalah pikiran animisme selalu memperhatikan adanya benda mati, seperti apabila anak terbentur benda mati maka anak akan memukulnya kearah benda tersebut.
Menurut Freud perkembangan psikosexual anak tahap oedipal / phalik terjadi pada umur 3 – 5 tahun dengan perkembangan sebagai berikut kepuasan pada anak terletak pada rangsangan autoerotic yaitu meraba – raba, merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogenya, suka pada lain jenis. Anak laki – laki cenderung suka pada ibunya dan demikian sebaliknya anak perempuan senang pada ayahnya.
Menurut Erikson perkembangan psikososial anak tahap inisiatif rasa bersalah terjadi pada umur 4 - 6 tahun ( prasekolah ) dengan perkembangan sebagai berikut akan akan mulai inisiatif dalam belajar mencari pengalman baru secara aktif dalam melakukan aktifitasnya dan apabila pada tahap ini anak dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak. ( Hidayat, 2005 )
J. Menurut Whaley and Wong ( 2000 ), fokus pengkajian dari ISPA sebagai berikut :
1. Keluhan utama ( demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan )
2. Riwayat penyakit seseorang ( kondisi klien saat diperiksa )
3. Riwayat penyakit dahulu ( apakah klien pernah mengalami penyakit seperti yang dialaminya sekarang ).
4. Riwayat penyakit keluarga ( adakah anggota keluarga yang pernah mengalami sakit seperti penyakit klien ).
5. Riwayat sosial ( lingkungan tempat tinggal klien ).
a. Inspeksi
1. Membran mukosa hidung – faring tampak kemerahan
2. Tansil tampak kemerahan dan edema
3. Tampak baluk tidak produktif.
4. Tidak ada jaringan parat pada leher.
5. Tidak tampak penggunaan otot-otot pernapasan tambahan
6. Pernapasan cuping hidung
b. Palpasi
1. Adanya demam
2. Teraba adanya pembesaran kelenjarlimfe pada daerah leher / nyeri tekan pada nodus limfe servikalis.
3. Tidak teraba adanya pembesaran ke;enjar limfoid.
c. Perkusi
Suara paru normal ( resonansi ).
d. Auskaltasi
Suara napas vasikuler / tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru.
K. Fokus Intervensi
1. Hipertermi b.d proses infeksi ( hidung dan tenggorokan )
Tujuan : Suhu tubuh normal berkisar antara 36 ○C – 37 ○C
KH : Suhu tubuh dalam rentan normal, nadi ( 70 – 110 x / menit ) dan RR ( 15 – 30 x / menit ) dalam rentan normal, tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing serta merasa nyaman.
Intervensi :
a. Observasi tanda – tanda vital
Rasional : pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan perawatan selanjutnya.
b. Anjurkan pada klien ( keluarga untuk melakuakan kompres dingin air biasa / air keran pada kepala / axial.
Rasional : dengan memberikan kompres maka akan terjadi proses kondisi / perpindahan panas dengan bahan perantara.
c. Anjurkan pada klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan yang dapat menyerap keringat seperti terbuat dari katun.
Rasional : proses hilangnya panas akan terhilangi untuk pakaian yang tebal dan tidak akan menyerap keringat.
d. Atur sirkulasi udara.
Rasional : penyediaan udara bersih.
e. Anjurkan klien untuk minum banyak ± 2000 – 2500 ml / hari.
Rasional : kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat.
f. Anjurkan klien untuk istirahat di tempat tidur selama fase febris penyakit.
Rasional : tirah baring untuk mengurangi metaboloisme dan panas.
g. Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan therapy obat antinicrobial antipiresika.
Rasional : untuk mengontrol infeksi pernafasan, penurunan panas.
h. Monitor input dan output.
Rasional : mengetahui keseimbangan antara input dan output.
i. Monitor IWL.
Rasional : mengetahui jumlah cairan yang hilang.
j. Monitor penurunan kesadaran.
Rasional : mengetahui tingkat kesadaran klien.
( Nanda, 2007 : 180 )
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia.
Tujuan : tidak terjadi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
KH : a. Klien dapat mencapai BB yang direncanakan mengarah kepada BB normal.
b. klien dapat mentoleransi diet yang dianjurkan.
c. tidak menunjukan tanda malnutrisi.
Intevensi :
a. Kaji kebiasaan diet, input – output dan timbang BB tiap hari.
Rasional : berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, menyusun kebutuhan BB dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.
b. Berikan makan porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat.
Rasional : untuk menjamin nutrisi adekuat / meningkatkan kalori total.
c. Tingkat tirah baring.
Rasional : untuk mengurangi kebutuhan metabolic.
d. Kolaborasi konsultasi ahli gizi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan klien.
Rasional : metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan pada situasi / kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi maksimal.
e. Anjurkan klien untuk meningkatkan protein dan vitamin C.
Rasional : memenuhi kebutuhan nutrient pada klien.
f. Motivasi klien untuk makan demi kesembuhan dan penyakitnya.
Rasional : memotivasi kliennya agar mau makan.
g. Anjurkan pada klien untuk meningkatkan intake Fe
Rasional : memenuhi kebutuhan zat besi pada klien.
h. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
Rasional : mengetahhui jumlah nutrisi yang dikonsumsi oleh klien.
i. Menganjurkan menjaga kebersihan mulut ( dengan gosok gigi ).
Rasional : memberikan rasa nyaman pada klien dan mengurangi bau mulut.
( Nanda, 2007 : 182 )
3. Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.
Tujuan : nyeri berkurang / terkontrol.
KH : mampu mengontrol nyeri, melaporkan bahwa nyeri berkurang, klien mampu mengenali nyeri, klien merasa nyaman.
a. Kaji keluhan nyeri, catat intensitasnya ( adanya skala 0 – 10 ) faktor pemburuk atau meredakan lokasinya, lamanya.
Rasional : identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan mengevaluasi keefektifan terapi yang diberikan..
b. Anjurkan pasien untuk menghindari allergen / iritasi terhadap debu, bahan kimia, asap, rokok, dan meminimalkan berbicara bila suara serak.
Rasional : mengurangi bertambah beratnya penyakit.
c. Anjurkan untuk kumur air garam.
Rasional : meningkatkan sikulasi pada daerah tenggorokan serta mengurangi nyeri tenggorokan.
d. Kolaborasi dalam memberikan obat susuai indikasi ( steroid oral, IV dan inhalasi ).
Rasional : kortikosikoid digunakan untuk mencegah reaksi allergen / menghambat pengeluaran vitamin dalam inflamasi pernafasan.
e. Gunakan teknik komunikasi terapiutik maka klien akan menceritakan pengalaman tentang nyeri.
Rasional : dengan komunikasi terapiutik maka klien akan menceritakan penglaman tenntang nyeri.
f. Observasi reaksi nonverbal dan ketidakmampuan.
Rasional : agar mengetahui tingkat ketidaknyamanan klien.
g. Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu.
Rasional : untuk membedakan pengalaman klien tentang nyeri.
h. Kurangi faktor prepitasi nyeri.
Rasional : agar klien merasa nyaman dan rilexs serta mengurangi rasa nyeri.
i. Tingkatkan istirahat.
Rasional : obat dapat menghilangkan rasa nyeri.
( Dongoes, 2000 : 205 )



Daftar Pustaka
A. Aziz Alimul Hidayat, 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I, Jakarta : Salemba Medika.
Bare & Smeltzer, 2001, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta.
Depkes 2002, Etiologi ISPA dan Pneumonia litbang.depkes.co.id,online,2002 Akses : 16 Juli 2009.
Dongoes, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC.
Fuad, Ahmad, 2008, Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ),Fuafbahsin.wordpress.com, online 25 Desember 2008, Akses : 16 Juli 2009.
Nanda, 2007 – 2008, Diagnosa Nanda ( NIC dan NOC ) Disertai Dengan Discharge Planning. Jakarta.
Khadirmunaj. 2008, Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ),Khadirmunaj.blogspot.com, online : 2008. Akses : 16 Juli 2009.
Vietha, 2009, Pengertian ISPA dan ASKEP,Viethanurse.wordpress.com,online : 2004, Akses : 16 Juli 2009.
Whaley and Wong, 2000, Nursing care of Intant And Chlidren, Mosby, Inc.
Yasir, 2009, Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ),Yasirblogspot.com,online : 20 April 2009, Akses : 27 Juli 2009.

36 ASUHAN KEPERAWATAN TYPOID

ASUHAN KEPERAWATAN TYPOID
LAPORAN PENDAHULUAN TYPOID

A. PENGERTIAN
Deman Typoid adalah penyakit infeksi akut yang mengenai usus halus.(Waspanji, 2002,: 435)
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ).
Deman Typoid adalah penyakit akuty yang biasanya mengenai saluran urna dengan segala deman letih dan kyuh hari, gangguaan pada saluran urna.(Mansjoer, 2002,; 432)
Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).
Typoid abdominalis adlah penyakit infeksi akut yang mengenai saluran pencernaan dengan gejala deman letih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran.(Ngastiyah, 1997,; 155)

B. ETIOLOGI
Salmonella typhi, Basal gram negative bergerak dengan rambut getar, tidak berspora mempunyai sekurang-kurangnya 4 macam antigen yaitu:
Antigen O (Osematir)
H ( Flagela) VI dan protein healin
(Mansjoer, 2000,; 432)
Salmonella typhi, S. Paratyphi A, S. Paratyphi B, S. Paratyphi C
(Waspanji, 2002,; 435)


C. MANIFESTASI KLINIS
1. Deman
2. Nyeri Kepal
3. Pusing
4. Anoreksia
5. Mual muntah
6. Batuk
7. Diare
8. Apitaksis
9. Gangguan kesadaran
(Waspanji, 2002,; 435)

D. PATOFISIOLOGI
Masuknya kuman salmonella typhi (S. typhi) dan salmonella paratyphi (S. Paratyphi) kedalam tubuh manusia terjadi melalui makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman dimusnahkan dalam lambung, sebagian yang lain lolos masuk ke dalam usus dan selanjutnya berkembang biak. Bila respon amunitas hormonal (16. A) usus kurang baik, maka kuman menembus sel-sel epital (terutama sel – M) dan selanjutnya lulamina propia kuman berkembang biak dan di fogosit oleh sel-sel fagosit terutama oleh fakrofog. Kuman dapat hidup dan berkembang biakdi dalam makrofag dan selanjutnya dibawa ke plague. Piyenikum dislat dan kemudian kelenjar getah bening mesentrika. Selanjutnya melalui duktus terasikus kuman yang terdapat makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyebar keseluruh organ retikulo endotetial tubuh terutama hati dan limpa. Diagnosa ini kuman meninggalkan sel-sel fogosit dan kemudian berkembang biak di luar sell fagosit dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi menyebabkan bakterimia yang kedua kalinya dengan disertai tanda-tanda dan gejal penyakit infeksi sisremir di dalam usus, sebagian kuman dikeluarkan melalui rases dan sewbagian masuk lagi ked lam serkulasi setelah menembus usus. Proses yang sama terulang kembali berhubungan makrofag telah teraktivasi dan hiperaktif maka saat-saat fagosifosis kuman salmonella terjadi pelepasan beberapa mediator inflamasi dan selanjutnya akan menimbulkan imflamasi sisteler seperti deman, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, mtabilitas vaskuler, gangguan muntah dan koagulasi.



E. PATHWAY


F. KOMPLIKASI
1. Perporasi usus
2. Pendarahan usus
3. Peritonisis
4. Meningitis
5. Enselopati
6. Bronzho Pnemonia
7. Hepatitis
(Mansjoer, 2002,: 433)

1. Komplikasi Internal

a) Pendarahan usus
b) Perforasi usus
c) Jenis paralitir

2. Komplikasi eksternal

a) Kompliksi kardiovaskuler: gagal sirkulasi ferifer, miokarditis, tromboplebitis.
b) Komplikasi darah: anemia, trombositofenia, homolitik dan koagulasi intravaskuler disemirata (KID) dan sindrom uremia
c) Komplikasi paru: pneumonia, epiema, pluritis
d) Komplikasi hepar dan kandung kemih: hepatitis, kolelitiasis
e) Komplikasi tulang: oseomelitis, spondilitis, artitis
f) Komplikasi neuropsikiatrik: delirium, meningitis, polinefritis perifer
g) Komplikasi ganjal: glomerunefritis, pielonefritis, perinefritis
(Mansjoer, 2002,; 424)
G. PENTALAKSANAAN
1. Keperawatan
a. Tirah baring 7-14 hari untuk mencegah perforasi
b. Mengubah posisi tidur untuk mencegah pneumonia
c. Anjurkan makan makanan yang tidak merangsang ataupun menimbulkan gas
d. Isolasi pasien
2. Medis
a. Pemberian antibiotic
Untuk menghentikan dan mencegah penyebaran kuman
Anti biotik yang diberikan
- kloraminitol diberikan selama deman (500-1000 mg)
- hari pertama sampai hari kelima, kemudian dosis diturunkan atau diganti
- diet cukup cairan, kalori, tinggi protein

H. FOKUS PENGKAJIAN
1. Aktifitas dan istirahat
Tanda : kelemahan, kelelahan
Gejala : takikardi
2. Integritas ego
Tanda : perasaan tidak terduga
Gejala : ansietas (gelisah, pucat)
3. Makanan dan cairan
Tanda : membrane mukosa kering
Gejala : penurunan BB
4. Nyeri/ Kenyamanan
Tanda : kenaikan suhu
Gejala : nyeri tiba-tiba
5. Keamanan
Tanda : kenaikan suhu
(Doenges, 1999,; 471)

I. FOKUS INTERVENSI

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 X 24 jam kebutuhan nutrisi terpenuhi
KH : Berat Badan stabil

Intervensi
1) Kaji KU dan TTV
R. untuk mengetahui perkembangan keadaan pasien
2) Beri makan sedikit tapi serig
R. untuk mencegah rasa penuh dalam lambung
3) Berikan makanan dalam keadaan hangat
R. untuk merangsang nafsu makan
4) Berikan lingkungan yang bersih
R. untuk merangsang nafsu makan
5) Timbang BB stiap saat
R. untuk mngtahui penambahan BB
6) Kolaborasi dengan ahli gizi
R. untuk mnentukan tindakan lebih lanjut

2. Gangguan termoregulasi: hipertermi berhubungan dengan proses infeksi pada usus halus dan peningkatan laju metabolisme dalam tubuh.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 X 24 jam hipertermi teratasi
KH : temperature suhu tubuh normal

Intervensi :
1) Kaji KU pasien
R. untuk mengetahui keadaan umum pasien
2) Kaji TTV
R. untuk mengetahui peningkatan suhu tubuh
3) Berikan kompres hangat
R. untuk menurunkan suhu tubuh
4) Berikan intake yang adekuat
R. untuk mencegah terjadinya desindran
5) Berikan cairan IV
R. untuk membantu memenuhi kebutuhan cairan
6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antiseptic
R. untuk membantu menurunkan suhu tubuh

3. Nyeri akut berhubungan dengan proses peradangan pada usus halus

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 X 24 jam nyeri teratasi
KH : nyeri berkurang/ hilang
Intervensi :
1) Kaji KU pasin
R. untuk mengetahui keadaan umum pasien
2) Kaji TTV
R. untuk mengetahui perkembangan keadaan pasien
3) Kaji lokasi nyri an kualitas nyeri
R. untuk menentukan tindakan
4) Beri posisi nyaman
R. untuk mengetahui rasa sakit
5) Ajarkan teknik relaksasi
R. untuk meningkatkan rasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri
6) Kolaborasikan dngan dokter alam pembrian obat
R. untuk menghilangkan rasa nyeri

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 X 24 jam intoleransi aktivitas teratasi
KH : pasien bisa melakukan aktivitas sendiri tanpa bantua orang lain

Intervensi :
1) Kaji KU pasien
R. untuk mengetahui keadaan umum pasien
2) Kaji kekuatan otot
R. untuk mengetahui kelemahan otot/ skala kekuatan otot
3) Kaji repon pasien terhadap aktivitas
R. untuk mengetahui kemampuan respon pasien terhadap aktivitas
4) Kaji aktivitas pasien
R. untuk mengetahui kemampuan aktivitas pasien, untuk mencegah peningkatan aktivitas secara tiba-tiba
5) Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, Bantu dalam melakukan latihan
R. untuk meningkatkan toleransi terhadap aktivitas dan mencegah kelemahan
6) Bantu aktivitas sehari-hari
R. untuk mengurangi kecemasan


sekian sharing konsep dasar typhoid

Ucapan Selamat

Assalamuallaikum Wr. Wb...
gayuh mengucapkan selamat kepada rekan rekan akademi keperawatan bhakti mulia semester IV semua tanpa terkecuali telah dapat menyelesaikan KTI (seng jelas dudu ketan ireng) dengan lancar. terutama buat MALANG (mantri petualang) kapan woyo woyonya ini.. eh iya maaf kalo gayuh gak pake eyd yang  kagak SNI (standard nasional indonesia) ato mungkin salah dalam menyebut yayasan bhakti mulia atau stikes bhakti mulia atau poltekkes bhakti mulia. yang jelas kan ucapan ini buat rekan2 akper bhakti mulia, bukan apikes bhakti mulia karna gak mudeng aku apikes udah pada selesai ktinya atau belum, bukan juga akademi kebidanan bhakti mulia karna aku juga gak tau akbid itu bikin kti apa gak, juga bukan akademi farmasi bhakti mulia karna aku juga gak tau akfar udah pada selesai bikin kti apa belum.. kalo udah selesai selamat ya... buat temen temen tetep semangat dan jangan lupa belajar buat menghadapi ujian uap yang hampir tiba.. semoga kita semua dapat lulus semua tahun ini amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin.............

rhime in peace

malam tadi aku memimpikan sahabatku yang dulu selalu menemani kemanapun aku pergi. dia orang yang rada nakal, pemberani, tanggung jawab..
tapi sudah meninggal sekitar th 2003. saria R biru putih melaju kencang dan menabrak truk. waktu itu kita masih lucu lucunya dan bandel2nya di SMP. sering kena BP juga sering beratem banyak lagi kisah lainnya yang gak bisa tak ceritakan. q doakan semoga kau tenang dialam sana dan damai selalu mengiringimu.. semoga Allah meberikan tempat yang indah buatmu kawan.. rhime in peace

37 LAPORAN PENDAHULUAN GASTRO ENTERITIS (GE)

LAPORAN PENDAHULUAN GASTRO ENTERITIS (GE)
ASKEP KEPERAWATAN GASTRO ENTERITIS (GE)
ASUHAN KEPERAWATAN GASTRO ENTERITIS (GE)
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GASTRO ENTERITIS (GE)


A. Pengertian GASTRO ENTERITIS
Diare adalah suatu keadaan bertambahnya kekerapan dan keenceran buang air besar. Kekerapan yang masih di anggap normal adalah sekitar 1-3 kali dan banyaknya 200-250 gram sehari. Beberapa kasus klien mengalami peningkatan kekerapan dan kenceran buang air besar walaupun jumlahnya kurang dari 250 mg dalam kuraun waktu sehari (Soeparman 1990).

B. Faktor pencetus timbulnya diare
1. a. Pengurangan atau penghambatan ion-ion.
b. Perangsangan dan sekresi aktif ion-ion pada usus (Secretory diarrhea)
2. Terdapatnya zat yang sukar diabsorbsi atau cairan dengan tekanan osmotik yang tinggi pada usus(obat pencahar/ lansansia)
3. Perubahan pergerakan dinding usus.


C.

Adanya cairan yang sulit di serap atau dengan tekanan osmotik koloid yang tinggi.


- Hormon.
- Toksin.
Pathofisiologi GASTRO ENTERITIS





Menarik dan menahan cairan serta garam di dalam usus.

- Merangsang sekresi aktif.
- Menghambat penyerapan ion-ion.


- Peningkatan sekresi cairan ke dalam usus.


Peningkatan atau penurunan peristaltik usus


Bertambahnya perkembang biakan bakteri dalam usus



Kontak antara permukaan usus halus dengan makanan berkurang


Makanan cepat di kirim ke kolon.


Kolon akan mengosongkan isinya


Pengosongan kolon secara prematur akan mempersingkat waktu kontak dengan makanan


Volume dan keenceran tinja akan bertambah.
(Soeparman 1990)


D. Gejala klinik GASTRO ENTERITIS
- Diare yang berlangsung lama (berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara menetap atau berulang à panderita akan mengalami penurunan berat badan.
- Berak kadang bercampur dengan darah.
- Tinja yang berbuih.
- Konsistensi tinja tampak berlendir.
- Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak.
- Penderita merasakan sekit perut.
- Rasa kembung.
- Kadang-kadang demam.

E. Pendekatan diagnosis dari aspek tinja
1. Volume tinja yang banyak à diare berasal dari kelainan usus halus dan permulaan usus besar.
2. Tinja yang sedikit dan berlendir (dengan peningkatan kemendadakan serta kekerapan buang air besar) à kelainan berasal dari kolon desenden, sigmoid dan rektum.
3. Tinja yang berlendir dan bercampur dengan darah à peradangan usus besar.
4. Tinja yang berbau busuk à menunjukan adanya pembusukan asamamino yang tidak diserap.



F. Pemeriksaan GASTRO ENTERITIS
1. Laboratoris (pemeriksaan darah)
Peningkatan LED (pada penyakit Chron dan kolitis). Anemia terjadi pada penyakit malabsorbsi. Di jumpai pula hipokalsemia dan avitaminosis D, peningkatan serum albumin, fosfatase alkali dan masa protrombin pada klien dengan malabsorbsi. Penuruna jumlah serum albumin pada klien penyakit chron.

2. Radiologis
- Barrium Foloow through à penyakit chron.
- Barrium enema à skip lession, spasme pada sindroma kolon iritable.

3. Kolonoskopi
Pemeriksaan ini di anjurkan pada pasien yang menderita peradangan kolon.

G. Penatalaksanaan GASTRO ENTERITIS
1. Pengaturan diet
Bila terjadi konstipasi berikan makan dengan makanan tinggi serat. Di anjurkan untuk menghindari susu.
2. Pengaturan obat-obatan

H. Pengkajian GASTRO ENTERITIS
1. Riwayat kesehatan yang berhubungan dengan faktor pendukung terjadinya diare, serta bio- psiko- sosio- spiritual.
2. Keluhan dan pemeriksaan fisik
- Nyeri/ kolik pada perut bagian bawah yang berkurang dengan pergerakan usus.
- Malaise.
- Kadang demam.
- Peningkatan pengeluaran tinja.
- Adanya lendir atau pus di dalam tinja.
- Anoreksia.
- Penurunan berat badan.
- Obstruksi intestinal.
- Peningkatan bising usus (khususnya di kuadran kanan bawah).
- Tinja yang lembek atau cair.
- Flatus.


I. Masalah dan rencana tindakan keperawatan
1. Perubahan pola eliminasi defekasi (diare) berhubungan dengan proses peradangan pada usus.
Tujuan: Pasien menunjukan adanya pola eliminasi yang berangsur normal dalam frekwensi dan konsistensi tinja.
a. Kaji kebiasaan pasien dalam melakukan buang air besar (frekwensi dan konsistensi).
b. Perhatikan dan catat karakteristik, faktor presipitasi dari diare.
c. Siapkan bedpan atau kamar kecil yang selalu siap di gunakan.
d. Bersihkan bedpan secepatnya dan gunakan pewangi untuk mengurangi bau.
e. Kurangi makan atau minuman yang menjadi faktor pencetus diare (jika di ketahui).
f. Kolaborasi dalam pemberian antispamodic, antidiare, dan antikolinergik untuk menurunkan peristaltik usus.
g. Kolaborasi dalam pemberian anti inflamasi dan steroid.

2. Resiko terjadinya gangguan keseimbangan cairan (defisit) berhubungan dengan diare
Tujuan: Selama dalam perawatan tidak terjadi defisit cairan.
a. Kolaborasi dalam pemeriksaan status cairan dengan (pemeriksaan BJ Plasma).
b. Pertahankan pemberian cairan oral yang adekuat.
c. Hitung dengan tepat selisih antara jumlah cairan yang masuk dan yang keluar.
d. Kolaborasi dalam pemberian cairan perpar enteral jika di perlukan.
e. Observasi tanda-tanda terjadinya defisit cairan (membran mukosa, turgor kulit, produksi urin, peningkatan temperatur, kelemahan, peningkatan BUN.

3. Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan atau berkurangnya kemampuan usus dalam melakukan absorbsi makanan.
Tujuan : selama dalam perawatan pasien tidak mengalami penurunan berat
a. Kaji kebutuhan nutrisi pasien sesuai dengan kebutuhan individual pasien (berdasarkan usia dan berat badan).
b. Jika diare berkurang berikan peningkatan jenis makanan secara bertahap (lembut dan berkalori tinggi à kasar kemudian biasa).
c. Sajikan makanan dan minuman dalam keadaan hangat.
d. Anjurkan pada pasien untuk mengurangi beberapa jenis makan yang dapat menimbulkan diare (makanan yang berlemak, pedas, susu)
e. Kolaborasi dalam pemberian Zat besi jika terjadi anemia dan anti emetik jika pasien mengalami mual.

4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram pada abdominal
Tujuan: Rasa nyeri berkurang atau hilang
a. Kaji dan catat adanya distensi abdomen, karaktristik nyeri dan lokasinya.
b. Anjurkan pada pasien untuk rileks serta ajarkan tehnk relaksasi serta beberapa cara untuk mengurangi rasa nyeri.
c. Kolaborasi dalam pemberian analgesik dan anti kolinergik.
d. Observasi keluhan serta TTV.

5. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengeluaran feces secara terus menerus
Tujuan : Tidak terjadi kerusakan integritas kulit selama dalam perawatan
a. Kaji keadaan kulit pasien terutama pada bagian bokong dan sekitarnya yang mudah lecet akibat feces yang bersifat asam.
b. Bersihkan sekitar lokasi bokong secara adekuat.
c. Anjurkan pada pasien untuk mengganti sering ganti posisi pada saat istirahat terlentang.
d. Beri dukungan terhadap tindakan yang bersifat positif.
e. Jaga daerah sekitar bokong agar tetap kering dan tidak lembab.
f. Observasi keadaan kulit sekitar bokong.


DAFTAR PUSTAKA

Caine, Randy Marion, 1987, Nursing Care Planning Guides For Adult, USA Baltimore: William & Wilkins.

Junadi, Purnawan, 1982, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Price, Sylvia Anderson, 1985, Pathofisiologi Konsep klinik Proses-Proses Penyakit, Jakarta: EGC.

Soeparman, 1990, Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

POSTED BY : gayuh

leukemia

Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.
Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya

Tentang Cinta

d
disaaat pikiranku sedang kacau balau atau stres q pake jurus smooking in the water closed untuk menghilangkan stres. dari pada pusing mikirin cinta.. mending kayak gini bisa cari inspirasi misalkan cari inspirasi tentang kata cinta
" cinta itu ibarat kentut
bila ditahan sakit
bila diungkapkan malu"
ada juga gejala patah hati seperti pusing, lemes, pandangan mata berkunang kunang dll.. itu mirip gejala orang yang gak bisa kentut...

Nabrak Kidang


kemarin hari jumat si bogas kecelakaan lalulintas awalnya si bogas naik motor mx dari kost menuju toko yang jual deterjen niat bogas ingin membeli deterjen buat nyuci pakaian. bogas memacu kuda besinya dengan kecepatan tinggi ( ngoook... ngooook.. ngoooook)lalu dari arah berlawanan nongol kepala mobil kijang. si bogas kaget dan mencoba mengendalikan motornya (ciiit...ciiiit... klipuk) akhirnya sibogas nabrak kepala kidang sampai terjatuh...
sibogas berdiri dengan rambut yang njegrak kayak abis kesetrum (emosi)ingin menonjok sopirnya yang ugal ugalan tapi bogas mengurungkan niatnya dikarenakan tangannya yang mo dipake buat nonjok berdarah darah, bogas langsung kerumah sakit aj buat menjahitkan tangannya yang sobek kebetulan si bogas kecelakaan didepan rumah sakit. malu bgt sibogas karna banyak teman2nya yang tahu.. sekarang sibogas dirumah ngetik sambil mringis karena jari telunjuknya sakit banget kayak ditusuk tusuk jarum (cekit cekiit cekit cekiit).. sambil menyanyi tembang kenangan
" oh tuhan berilah petunjukmu
untukku jadikan pegangan hidupku
katakan salahku dan apa dosaku sampai ku begini.." jreng... jreng...

38 ASKEP INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

I. PENGERTIAN
Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi akut yang terjadi pada saluran napas termasuk adneksanya. Akut adalah berlangsung sampai 14 hari, Adneksa yaitu sinus,rongga telinga dan pleura
Infeksi saluran napas atas dalam bahasa Indonesia juga di kenal sebagai ISPA (Infeksi Saluran naPas Atas) atau URI dalam bahasa Inggris adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring, atau laring. (bung wiki)
II. KLASIFIKASI
Secara anatomis yang termasuk Infeksi saluran pernapasan akut :
ISPA atas : Rinitis, faringitis,Otitis
ISPA bawah : Laringitis ,bronchitis,bronkhiolitis,pneumonia.

III. ETIOLOGI
1. Virus Utama : – ISPA atas : Rino virus ,Corona Virus,Adeno virus,Entero Virus
- ISPA bawah : RSV,Parainfluensa,1,2,3 corona virus,adeno virus
2. Bakteri Utama : Streptococus,pneumonia,haemophilus influenza,Staphylococcus aureus
3. Pada neonatus dan bayi muda : Chlamidia trachomatis, pada anak usia sekolah : Mycoplasma pneumonia.

IV. FAKTOR RESIKO
Faktor diri (host) : umur,jenis kelamin,status gizi,kelainan congenital,imunologis,BBLR dan premature.
Faktor lingkungan : Kualitas perawatan orang tua,asap rokok,keterpaparan terhadap infeksi,social ekonomi,cuaca dan polusi udara.

V. PATOFISIOLOGI
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :
1. Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam dan batuk. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh sempurna,sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal akibat pneumonia.

VI. PENATALAKSANAAN MEDIS ISPA
1. Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa Nutrisi yang adekuat,pemberian multivitamin dll.
2. Antibiotik :
- Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
- Utama ditujukan pada S.pneumonia,H.Influensa dan S.Aureus
- Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol,Amoksisillin,Ampisillin,Penisillin Prokain,Pnemonia berat : Benzil penicillin,klorampenikol,kloksasilin,gentamisin.
- Antibiotik baru lain : Sefalosforin,quinolon dll.

ASUHAN KEPERAWATAN
1.PENGKAJIAN
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan ISPA :
a. Riwayat : demam,batu,pilek,anoreksia,badan lemah/tidak bergairah,riwayat penyakit pernapasan,pengobatan yang dilakukan dirumah dan penyakit yang menyertai.
b. Tanda fisik : Demam,dyspneu,tachipneu,menggunakan otot pernafasan tambahan,faring hiperemis,pembesaran tonsil,sakit menelan.
c. Faktor perkembangan : Umum ,tingkat perkembangan,kebiasaan sehari-hari,mekanisme koping,kemampuan mengerti tindakan yang dilakukan.
d. Pengetahuan pasien/keluarga : pengalaman terkena penyakit pernafasan,pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang dilakukan.
2. DIAGNOSE KEPERAWATAN
a. Hipertermi berhubungan dengan invasi mikroorganisme
b. Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d nyeri menelan,penurunan nafsu makan sekunder terhadap infeksi saluran pernapasan akut.
c. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan ISPA b.d kurang informasi
d. Pola napas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru.

DAFTAR PUSTAKA
Suriadi,Yuliani R,2001,Asuhan Keperawatan pada Anak,CV sagung Seto,Jakarta
Gordon,et.al,2001, Nursing Diagnoses : definition & Classification 2001-2002,Philadelpia,USA
Naning R,2002,Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Handout kuliah Ilmu Kesehatan Anak) PSIK FK UGM tidak dipublikasikan.

sekian sharing tentang ispa untuk kritik dan saran silahkan komentar dibawah

matahari terbenam

indahnya pemandangan ini.. jadi pengen neng parangtritis meneh

Scooter Luvku

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaI3EhxPfpofO9vQww4HC-zunc-I2tEU7Sy0Ymo_BfAoxZ7OAl8RnZxEFaUBXhC73PgSnf5bIAqg-Z1xUpkY6xvAXl5aHKGsx-Zdc-G5piOKUaz8M5LgLXie57sxBiT5Fbq3G_4EZVtixX/s1600/DSC00032-001.jpg https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaI3EhxPfpofO9vQww4HC-zunc-I2tEU7Sy0Ymo_BfAoxZ7OAl8RnZxEFaUBXhC73PgSnf5bIAqg-Z1xUpkY6xvAXl5aHKGsx-Zdc-G5piOKUaz8M5LgLXie57sxBiT5Fbq3G_4EZVtixX/s320/DSC00032-001.jpg"
menyedihkan tenan kalo bentar lagi aku berpisah dengan motor kesayanganku ini. motor ini terpaksa mo tak jual guna membayar uang kuliahku yang senin kamis.. (lebay mode : on)
ku tak peduli ni motor suruh jual gak apa apa yang penting bisa bayar kuliah dulu.. bokap suruh jual ni motor oke tak jual bok.. niiing sesok.
lihat aj ni motor besok tak kasih banderol Rp.15jt patent mugo mugo ora payu 
(semoga gak laku) kalo laku ya malah kebetulan, nanti uangnya bisa buat bayar uang kuliah dan sisanya buat naik haji.. kalo uangnya masih sisa bisa buat melamar markonah, kalo uangnya enggak sisa ya mas kawinnya di utang.. ampuuuuun markonaaaaaaah....
sebenarnya ni motor sayang bgt mo tak jual, mendingan ku jual diri aj (seandainya jual diri gak melanggar norma agama) karna itu melanggar norma agama mending gua (kulo) banyak berdoa sama gusti Allah minta di beri kesehatan dan kelancaran dalam segala hal amiiiiin...
kalau lagi sedih begini jadi ingat sama lagunya "senterpen" yang berjudul "takan selamanya"
reff : takan selamanya...tanganku merabamu.. takan selamanya ragaku mendekapmu.. jreng..jreng... disaat sedih kayak gini aku jadi kepingin ngrokok..
waduw rokokku habis tinggal koreknya.. kayak pepatah orang londo ora jowo. 
ketek ora duwe buntut
due korek ora duwe udut..
translate : kera gak punya ekor, punya korek kagak punya rokok. wasalam naknu...

39 Laporan Pendahuluan Hipertensi

Laporan Pendahuluan Hipertensi

A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah ditetapkannya tekanan darah secara menetap dimana tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan diastolnya di atas 90 mmHg.
(Bongkman, 2000: 216)
Hipertensi adalah tekanan darah darah persisten dimana tekanan sistolnya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolnya > 90 mmHg.
(Smelzen, 2002: 296)
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui
Hipertensi adalah tekanan darah bila keadaan istirahat.
(Hinderwood, 2000 :33)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
Hipertensi adalah didefinisikan oleh (JHC) sebagai tekanan yang lebih tinggi 140/90 mmHg dan diklasifikasikn sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal, tinggi sampai hipertensi maligman.
(Doengoes, 1999: 39)
NO KRITERIA Tekanan Darah (mmHG)
Sistol Diastol
1.
2.
3. Normal
Perbatasan (High Normal)
Hipertensi
- Derajad 1
- Derajad 2
- Derajad 3
- Derajad 4 < 130 130 – 139 140 – 159 160 – 179 180 – 209 > 210 < 85 85 – 89 90 – 99 100 – 109 110 – 119 > 120

B. ETIOLOGI
Penyebab dari hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :
1. Hipertensi Essensial / Hipertensi Primer
Terdapat sekitar 95% kasus hipertensi yang menyebabkan belum diketahui secara pasti/idiopatik. Tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain : genetik, usia, obesitas, konsumsi alkohol, merokok.
2. Hipertensi Sekunder / Hipertensi Renal
Terdapat sekitar 3 % kasus hipertensi, penyebab spesifikasinya telah diketahui. Hipertensi vaskuler renal, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
(Mansjoer, 1999: 548)
Penyebab hipertensi belum diketahui secara pasti namun para ahli mengungkapkan ada 2 faktor yang memiliki terjadinya penyakit hipertensi.
a. Faktor yang tidak dapat dikontrol
- Keturunan : jenis kelamin
umur
b. Faktor yang dapat dikontrol
Umumnya berkaitan dengan gaya hidup dan pola makan, antara lain :
- Kegemukan
- Kurang olah raga
- Stress
- Konsumsi kopi
- Konsumsi alkohol dan merokok
- Konsumsi garam yang berlebihan

C. TANDA DAN GEJALA
Salah satu tanda dan gejala yang ditemukan hipertensi adalah peningkatan tekanan darah.
Gejala yang sering ditemukan :
1. sakit kepala
2. epitaksis
3. pusing
4. cepat marah
5. telinda berdengung
6. sukar tidur
7. rasa berat di tengkuk/leher
8. mata berkunang-kunang
9. mudah lelah
(Susalit, 2002: 459-460)

D. PATOFISIOLOGI
Peningkatan tekanan darah/hipertensi dipengaruhi oleh curah jantung yang meningkat dan tekanan pada dinding perifer yang meningkat sebagai faktor seperti keturunan, obesitas, konsumsi garam yang berlebihan, konsumsi alkohol, merokok. Olahraga yang kurang berperan penting dalam peningkatan tekanan darah pada hipertensi primer.
Pada tahap awal hipertensi primer curah jantung meningkatkan dan tekanan perifer normal disebabkan oleh peningkatan aktifitas saraf simpatik. Pada tahap selanjutnya curah jantung dan tekanan perifer meningkat karena reflek antiregulasi (mekanisme tubuh untuk mempertahankan keadaan hemodinamik yang normal) karena curah jantung meningkat terjadi konstriksi shugfer pre kapiler.
Hal ini disebabkan oleh adanya kelainan struktural pada pembuluh darah terjadi hipertensi dinding pembuluh darah, sedangkan pada jantung terjadi pencegahan dinding ventrikel adanya penyempitan pada dinding pembuluh darah dan mengakibatkan terjadinya vase kontraksi pembuluh darah.
Vase kontraksi dari pembuluh darah dapat mengakibatkan aliran darah ke ghinal menyebabkan pelepasan renin, produksi renin di pengaruhi oleh stimulasi syaraf simpatis, renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi Angiotensin II yang merangsang skresraldosteron oleh kortek adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.
Akibat dari vase kontriksi pembuluh darah mengakibatkan perifer meningkat sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Hal ini menyebabkan kerusakan vaskuler. Kerusakan vaskuler akibat hipertensi terlihat jelas pada seluruh pembuluh perifer. Perubahan vaskuler dapat berupa perubahan vaskuler retina yang dapat mengganggu fungsi penglihatan.
(Tembayang, 2000: 899)

E. PATHWAY
Alkohol, merokok Penggunaan estrogen penyakit
Ginjal


Vase kontraksi pembuluh darah

Penurunan alirah darah


Otak

alirah darah ke otak berkurang

Peningkatan tekanan vaskuler serebral

peningkatan TIK

Penekanan reseptor nyeri

Nyeri Suplai O2 berkurang

ketidakseimbangan O2 dan supaly O2

Menekan hipofisisi anterior

peningkatan sekrsi steroi adrenal

lambung hiperaktivitas

mual, muntah

gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi Curah jantung 

beban kerja
jantung 

hipertensi vaskuler

dilatasi ventrikel kiri

payah jantung

letih, lesu, lemah dan aktifitas menurun

Intoleransi
aktifitas
Ginjal

alirah darah ke ginjal berkurang

sekresi renin

angiotensin I

Angiotensin II

Aldosteron me 

Retensi na dan Qi

Volume intravaskuler meningkat

penebalan pada dinding pembuluh darah

Vasokontraksi

Tekanan perifer me 

sebelum darah masuk ke jantung

setelah darah masuk ke jantung
? sumber

F. KOMPLIKASI
1. Stroke
2. Gagal ginjal
3. Kebutaan
4. Gagal jantung
Beberapa komplikasi dari hipertensi :
1. Penyakit jantung koroner
2. Gagal jantung
3. Kerusakan pembuluh darah otak dapat berupa pecahnya pembuluh darah (stroke) dan kerusakan dinding pembuluh darah
4. Gagal ginjal
5. Kerusakan pada masa yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan sampai kebutaan

G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Keperawatan
- diit rendah lemak
- diit rendah garam dapur, soda, baring powder, natrium benzoat, monosodium glutamat.
Hindari makanan daging kambing, buah durian, minuman beralkohol
- Lakukan olahraga secara teratur
- Hentikan kebiasan merokok (minum kopi)
- Menjaga kestabilan BB tapi penderita hipertensi yang disertai kegemukan
- Menghindari stress dan gaya hidup yang lebih santai.
(Wijaya Kusuma, 2004: 11)

2. Penatalaksanaan Medis
- Pengobatan hipertensi sekunder lebih mengutamakan pengobatan causal
- Pengobatan hipertensi primer ditujukan untuk enurunkan tekanan darah dengan harapan meprpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi.
- Upaya menurnkan tekanan darah ilakukan dengan mengunakan obat anti hipertensi selain dengan perubaha gaya hidup.
- Pengobatan hipertensi primer adalah pengobatan jangka panjang dengan memunkginakn besat untuk seumur hidup.

H. FOKUS PENGKAJIAN
1. Aktifitas / istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek
Tanda : frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung takipinea
2. Sirkulasi
Gejala : Arteosklerosis, penyakit jantung koroner
Tanda : Kenaikan tekanan darah dan penyakit serebrovaskuler
3. Integritas Ego
Gejala : ansietas, ego, depresi, eliforid, riwayat perubahan, kepribadian
Tanda : gelisah, penyempitan kontinyu, perhatian otot mulai tegang, gerakan fisik cepat peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
5. Makanan / cairan
Tanda : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak tinggi kolesterol, mual muntah, perubahan BB (meningkat/menurun)
Tanda : adanya adema, obesitas
6. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing, gangguan penglihatan epitaksis
Tanda : status mental, perubahan keterjagaan proses pikir respon motorik, penurunan kekuatan genggaman tangan/reflek, tandon dalam.
7. Nyeri (ketidaknyamanan)
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai sakit kepala, oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya, nyeri abdomen/mussa
8. Pernafasan
Gejala : distress, respirasi, bunyi nafas tambahan (krakles/mengisianosis)
Tanda : dispenia yang berkaitan dengan aktiftas, takipnea, batu dari tanpa sputum, riwayat merokok.
9. Keamanan
Gejala : Ganggung koordinasi/cara berkjalan, hipotensi, postura
(Doengoes, 2000: 39)

I. FOKUS INTERVENSI
1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan skemia miokard
a. I : Pantau tekanan darah ukur pada kedua paha/tangan
R : Memikirkan gambaran yang lebih lengkap
b. I : Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas
R : Untuk mengetahui adanya trakles
c. I : Amati warna kulit, kelembapan, suhu dan masa pengisian kapiler
R : Untuk mengetahui adanya dekompensasi jantung
d. I : Catat adema umum tertentu
R : Untuk mengidentifikasi gagal jantung
e. I : Kolabroasi dengan dokter dalam pemberian diuretik izud klorotiazid
R : Menurunkan tekanan darah pasien

2. Intolernasi Aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik
a. I : Kaji respon pasien
R : Membantu dalam mengkaji respon fisiologi terhadap stres aktifitas
b. I : Intruksikan pasien tentang teknik hemat energi
R : Mengurangi penggunaan energi serta O2

3. Nyeri : sakit kepala berhubungan dengan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
a. I : Mempertahankan tirah baring selama fase akut
R : Meminimalkan stimulus meningkatkan relaksasi
b. I : Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala
misal : kompres dingin
R : Menurunkan tekanan vaskuler serebral
c. I : Meminimalkan aktifitas vasokontriksi yang dapat meingkatkan sakit
kepala
R : Agar tidak terjadi sakit kepala

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penyakitnya
a. I : Bahas pentingnya menghentikan merokok.
R : Agar klien tidak merokok
b. I : Beri penjelasan tentang pentingnya kerja sama dalam pengobatan
R : Memudahkan pasien untuk sembuh
c. I : Revisi tanda dan gejala
R : Deteksi dini terjadinya komplikasi

5. Koping infektif berhubungan dengan relaksasi tidak adekuat
a. I : Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku
R : Mengubah perilaku hidup seseorang
b. I : Catat laporan gangguan tidur, keletihan
R : Munkin indikator marah yang dapat membuat tekanan darah meningkat
c. I : Libatkan pasien dalam perencaan perawatan dan beri dorongan partisipasi
R : Memperbaiki ketrampilan koping
d. I : Bantu untuk mengidentifikasi dan merencanakan perubahan hidup
R : Menghindari rasa tidak menentu dan tidak berdaya
e. I : Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan
kemungkinan strategi untuk mengatasinya.
R : Pengenalan stressor langkah utama mengubah, respon seseorang terhadap stressor.


DAFTAR PUSTAKA

Doengoes Marylin, E. 2000, Rencana ASUHAN KEPERAWATAN Pedoman Untuk Perencaan dan Pendokumetasian Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. Edisi 3 : EGC, Jakarta.

Engram, Bankono, 1999. Rencana ASUHAN KEPERAWATAN Edisi 8, EGC : Jakarta

Smeltzer S.C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 2, EGC : Jakarta.

Sulalit, E, DKK. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. PKUI : Jakarta.

Wijaya Kusuma H. Pembuluh Darah. Dkk. 2004. Ramuan Tradisonal Untuk Pengobatan Darah Tinggi. Swadaya : Jakarta.