ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN BRONCHOPNEUMONIA 8

PENGERTIAN

Bronchopneumoni adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya.
(Smeltzer ; Suzanne C, 2002 : 572)
Bronchopneomonia adalah penyebaran daerah infeksi yang berbercak dengan diameter sekitar 3 sampai 4 cm mengelilingi dan juga melibatkan bronchi. (Sylvia  Lorraine M.W, 1995 : 710)
Menurut Whaley  Wong, Bronchopneumonia adalah bronkiolus terminal yang tersumbat oleh eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan di dekat lobulus, disebut juga pneumonia lobaris. Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya menyerang di bronkeoli terminal. Bronkeoli terminal tersumbat oleh eksudat mokopurulen yang membentuk bercak-barcak konsolidasi di lobuli yang berdekatan. Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran pernapasan atas, demam infeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh.(Sudigdiodi dan Imam Supardi, 1998)
Kesimpulannya bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli.

ETIOLOGI

Secara umun individu yang terserang bronchopneumonia diakibatkan oleh adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang yang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas :
reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat. Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettiria, 2001 : 682)
antara lain:
1. Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella.
2. Virus : Legionella pneumoniae
3. Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans
4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru 5. Terjadi karena kongesti paru yang lama. Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada pasien yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal yang terdapat dalam mulut dan karena adanya pneumocystis cranii, Mycoplasma. (Smeltzer ; Suzanne C, 2002 : 572 dan Sandra M. Nettina, 2001 : 682)

PATHOFISIOLOGI

Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophillus influenzae atau karena aspirasi makanan dan minuman. Dari saluran pernafasan kemudian sebagian kuman tersebut masukl ke saluran pernafasan bagian bawah dan menyebabkan terjadinya infeksi kuman di tempat tersebut, sebagian lagi masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi saluran pernafasan dengan gambaran sebagai berikut:
#Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli. #Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian masuk ke dalam saluran pencernaan dan menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal dalam usus, peristaltik meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang beresiko terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. (Soeparman, 1991)  

MANIFESTASI KLINIS

Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis. (Barbara C. long, 1996 :435)
Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat). (Sandra M. Nettina, 2001 : 683)  

PEMERIKSAAN PENUNJANG

  Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara: 8. Pemeriksaan Laboratorium · Pemeriksaan darah Pada kasus bronchopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis (meningkatnya jumlah neutrofil). (Sandra M. Nettina, 2001 : 684)
· Pemeriksaan sputum Bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam. Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensitifitas untuk mendeteksi agen infeksius. (Barbara C, Long, 1996 : 435)
· Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa. (Sandra M. Nettina, 2001 : 684)
· Kultur darah untuk mendeteksi bakteremia
· Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi antigen mikroba. (Sandra M. Nettina, 2001 : 684)
Pemeriksaan Radiologi
· Rontgenogram Thoraks Menunjukkan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi pneumokokal atau klebsiella. Infiltrat multiple seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus dan haemofilus. (Barbara C, Long, 1996 : 435)
· Laringoskopi/ bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat oleh benda padat. (Sandra M, Nettina, 2001)  

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi trakeobronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum. (Doenges, 1999 : 166)
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus kapiler, gangguan kapasitas pembawa aksigen darah, ganggguan pengiriman oksigen. (Doenges, 1999 : 166)
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam alveoli. (Doenges, 1999 :177)
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih, penurunan masukan oral. (Doenges, 1999 : 172)
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia yang berhubungan dengan toksin bakteri bau dan rasa sputum, distensi abdomen atau gas.( Doenges, 1999 : 171) 
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk aktifitas sehari-hari. (Doenges, 1999 : 170)

FOKUS INTERVENSI

DP : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi trakeobronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum

Tujuan :
- Jalan nafas efektif dengan bunyi nafas bersih dan jelas
-Pasien dapat melakukan batuk efektif untuk mengeluarkan sekret Hasil yang diharapkan :
- Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/ jelas
- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas Misalnya: batuk efektif dan mengeluarkan sekret.

Intervensi :
Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas. Misalnya: mengi, krekels dan ronki.
Rasional: Bersihan jalan nafas yang tidak efektif dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas adventisius Kaji/ pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi/ ekspirasi Rasional: Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau selama stres/ adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang dibanding inspirasi. Berikan posisi yang nyaman buat pasien, misalnya posisi semi fowler
Rasional: Posisi semi fowler akan mempermudah pasien untuk bernafas Dorong/ bantu latihan nafas abdomen atau bibir
Rasional: Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dipsnea dan menurunkan jebakan udara Observasi karakteristik batik, bantu tindakan untuk memoerbaiki keefektifan upaya batuk. Rasional: Batuk dapat menetap, tetapi tidak efektif. Batuk paling efektif pada posisi duduk tinggi atau kepala di bawah setelah perkusi dada. Berikan air hangat sesuai toleransi jantung.
Rasional: Hidrasi menurunkan kekentalan sekret dan mempermudah pengeluaran.

2. DP : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus kapiler, gangguan kapasitas pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen.
Tujuan :
- Perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tidak ada distres pernafasan.
Hasil yang diharapkan :
- Menunjukkan adanya perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
- Berpartisispasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi

Intervensi :

a. kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan pernafasan Rasional :Manifestasi distres pernafasan tergantung pada derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum
b. Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku. Catat adanya sianosis
Rasional :Sianosis menunjukkan vasokontriksi atau respon tubuh terhadap demam/ menggigil dan terjadi hipoksemia.
c. Kaji status mental
Rasional :Gelisah, mudah terangsang, bingung dapat menunjukkan hipoksemia.
d. Awasi frekuensi jantung/ irama
Rasional :Takikardi biasanya ada karena akibat adanya demam/ dehidrasi.
e. Awasi suhu tubuh. Bantu tindakan kenyamanan untuk mengurangi demam dan menggigil
Rasional :Demam tinggi sangat meningkatkan kebutuhan metabolik dan kebutuhan oksigen dan mengganggu oksigenasi seluler.
f. Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam, dan batuk efektif
Rasional :Tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran sekret untuk memperbaiaki ventilasi.
g. Kolaborasi pemberian oksigen dengan benar sesuai dengan indikasi
Rasional :Mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg. DP: Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam alveoli
Tujuan:
- Pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman dalam rentang normal dan paru jelas/ bersih

Intervensi :

a. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada.
Rasional :Kecepatan biasanya meningkat, dispnea, dan terjadi peningkatan kerja nafas, kedalaman bervariasi, ekspansi dada terbatas.
b. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas adventisius.
Rasional :Bunyi nafas menurun/ tidak ada bila jalan nafas terdapat obstruksi kecil.
c. Tinggikan kepala dan bentu mengubah posisi.
Rasional :Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan.
d. Observasi pola batuk dan karakter sekret.
Rasional :Batuk biasanya mengeluarkan sputum dan mengindikasikan adanya kelainan.
e. Bantu pasien untuk nafas dalam dan latihan batuk efektif.
Rasional :Dapat meningkatkan pengeluaran sputum.
f. Kolaborasi pemberian oksigen tambahan.
Rasional :Memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas.
g. Berikan humidifikasi tambahan
Rasional :Memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran sekret untuk memudahkan pembersihan.
h. Bantu fisioterapi dada, postural drainage
Rasional :Memudahkan upaya pernafasan dan meningkatkan drainage sekret dari segmen paru ke dalam bronkus.

Dp : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilngan cairan berlebih, penurunan masukan oral.
Tujuan : Menunjukkan keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi :
Kaji perubahan tanda vital, contoh :peningkatan suhu, takikardi,, hipotensi.
Rasional :Untuk menunjukkan adnya kekurangan cairan sisitemik Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa (bibir, lidah).
Rasional :Indikator langsung keadekuatan masukan cairan Catat lapporan mual/ muntah. Rasional :Adanya gejala ini menurunkan masukan oral Pantau masukan dan haluaran urine.
Rasional :Memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan kebutuhan penggantian Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi.
Rasional :Memperbaiki ststus kesehatan

DP : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia, distensi abdomen.
Tujuan :
- Menunjukkan peningkatan nafsu makan
- Mempertahankan/ meningkatkan berat badan

Intervensi :

a. Identifikasi faktor yang menimbulkan mual/ muntah.
Rasional :Pilihan intervensi tergantung pada penyebab masalah

b. Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin, bantu kebersihan mulut.
Rasional :Menghilangkan bahaya, rasa, bau,dari lingkungan pasien dan dapat menurunkan mual

c. Jadwalkan pengobatan pernafasan sedikitnya 1 jam sebelum makan.
Rasional :Menurunkan efek mual yang berhubungan dengan pengobatan ini

d. Auskultasi bunyi usus, observasi/ palpasi distensi abdomen.
Rasional :Bunyi usus mungkin menurun bila proses infeksi berat, distensi abdomen terjadi sebagai akibat menelan udara dan menunjukkan pengaruh toksin bakteri pada saluran gastro intestinal

e. Berikan makan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering atau makanan yang menarik untuk pasien.
Rasional :Tindakan ini dapat meningkatkan masukan meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk kembali

f. Evaluasi status nutrisi umum, ukur berat badan dasar. Rasional :Adanya kondisi kronis dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap infeksi, atau lambatnya responterhadap terapi DP : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk aktifitas hidup sehari-hari. Tujuan : Peningkatan toleransi terhadap aktifitas. Intervensi : Evakuasi respon pasien terhadap aktivitas.
 Rasional :Menetapkan kemampuan/ kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi Berikan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung selama fase akut.
Rasional :Menurunkan stres dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat Jelaskan pentingnya istitahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbamgan aktivitas dan istirahat.
Rasional :Tirah baring dipertahankan untuk menurunkan kebutuhan metabolik Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
Rasional :Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan :Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta :EGC Nettina, Sandra M. (1996). Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta :EGC Long, B. C.(1996). Perawatan Madikal Bedah. Jilid 2. Bandung :Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Soeparma, Sarwono Waspadji. (1991). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta :Balai Penerbit FKUI Sylvia A. Price, Lorraine Mc Carty Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :EGC (gun)

Abses Hati (hepar Abscesses)

Nanah di Hati adalah daerah yang dipenuhi nanah dalam hati. Ada banyak potensi penyebab abses hati antara lain:

* Infeksi perut seperti usus buntu, divertikulitis, atau perforasi usus;
* Infeksi darah;
* Infeksi hati sekresi (bilier) saluran;
* Trauma yang merusak hati Bakteri yang paling umum yang menyebabkan abses hati adalah:
* Bacteroides Bacteroides
* Enterococcus Enterococcus
* Escherichia coli
* Klebsiella Klebsiella
* Staphylococcus Staphylococcus
* Streptococcus Streptococcus
Perawatan

Perawatan biasanya terdiri dari pembedahan atau penyedotan melalui kulit dengan jarum atau tabung untuk mengeringkan abses. Seiring dengan prosedur ini, penderita diberikan terapi antibiotik jangka panjang (biasanya 4-6 minggu). Kadang-kadang pemberian antibiotik sendiri belum dapat menyembuhkan infeksi.

GEJALA-GEJALA ABSES HEPAR atau ABSES HATI BERDASARKAN ANAMNESIS

* Demam/panas tinggi merupakan keluhan yang paling utama,
* Nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, seperti ditusuk atau di tekan, rasa sakit akan berubah saat berubah posisi dan batuk
* Batuk sebagai gejala iritasi diafragma
* Rasa mual dan muntah,
* Berkurangnya nafsu makan (anoreksia),
* Penurunan berat badan yang unintentional.
* Sindrom klinis klisik berupa nyeri spontan perut kanan atas, yang ditandai dengan jalan membungkuk kedepan dengan kedua tangan diletakan di atasnya.( Herrero, M., 2005
* Terkadang mengeluh nyeri di dada kanan
* Urin berwarna gelap

PEMERIKSAAN FISIK PADA ABSES HEPAR atau ABSES HATI
* Nyeri tekan pada regio perut kanan
* Perbesaran hati 3-6 jari PEMERIKSAAN TAMBAHAN

A. Darah:
· haemoglobin menurun,
· leukositosis yang tinggi dengan pergeseran ke kiri,
· kadar albumin berkurang,
· globulin,
· bilirubin serum meningkat,
· fosfatase alkali meningkat,
· SGOT-SGPT,
· peningkatan laju endap darah,
· peningkatan enzim transaminase dan waktu protrombin yang memanjang.

B. Rontgen thorak:
· peninggian kubah diafragma kanan,
· berkurangnya gerak diafragma,
· efusi pleura,
· kolaps paru dan
· abses paru.

C. Foto Polos Abdomen:
· berupa gambaran illeus,
· hepatomegali atau gambaran udara bebas di atas hati
· jarang didapatkan berupa air fluid level yang jelas.

D. USG
· bentuk bulat atau oval
· tidak ada gema dinding yang berarti
· ekogenisitas lebih rendah dari parenkim hati normal
· bersentuhan dengan kapsul hati
· peninggian sonic distal E. Serologi
· indirect haemaglutination (IHA), Yang banyak dilakukan adalah tes IHA. Tes IHA menunjukkan sensitivitas yang tinggi. Titer 1:128 bermakna untuk diagnosis amoebiasis invasive. · counter immunoelectrophoresis (CIE), dan · ELISA.  

DIAGNOSIS ABSES HEPAR ABSES HATI

Criteria Sherlock :
1. Hepatomegali yang nyeri tekan
2. Respon baik terhadap obat amoebisid
3. Leukositosis
4. Peninggian diafragma kanan dan pergerakan yang kurang
5. Aspirasi pus
6. Pada USG didapatkan rongga dalam hati
7. Tes hemaglutinasi positif Kriteria Ramachandran (bila didapatkan 3 atau lebih dari) :

1. Hepatomegali yang nyeri
2. Riwayat disentri
3. Leukositosis
4. Kelainan radiologis
5. Respon terhadap terapi amoebisid Kriteria Lamont dan Pooler (bila didapatkan 3 atau lebih dari ) :

1. Hepatomegali yang nyeri
2. Kelainan hematologis
3. Kelainan radiologis
4. Pus amoebik
5. Tes serologic positif
6. Kelainan sidikan hati
7. Respon yang baik dengan terapi amoebisid

PENGOBATAN DAN TINDAKAN ABSES HEPAR ABSES HATI Medikamentosa
1. Metronidazole : 3×750 mg selama 5-10 hari dan ditambah dengan ;
2. Kloroquin fosfat : 1 g/hr selama 2 hari dan diikuti 500/hr selama 20 hari, ditambah;
3. Dehydroemetine : 1-1,5 mg/kg BB/hari intramuskular (maksimum 99 mg/hr) selama 10 hari.

Tindakan aspirasi terapeutik Indikasi :
1. Abses yang dikhawatirkan akan pecah
2. Respon terhadap medikamentosa setelah 5 hari tidak ada.
3. Abses di lobus kiri karena abses di sini mudah pecah ke rongga perikerdium atau peritoneum.

3. Tindakan pembedahan Pembedahan dilakukan bila :
1. Abses disertai komplikasi infeksi sekunder.
2. Abses yang jelas menonjol ke dinding abdomen atau ruang interkostal.
3. Bila terapi medikamentosa dan aspirasi tidak berhasil.
4. Ruptur abses ke dalam rongga intra peritoneal/pleural/pericardial. Tindakan bisa berupa drainase baik tertutup maupun terbuka, atau tindakan reseksi misalnya lobektomi. Penatalaksanaan · drainase terbuka secara operasi dan · antibiotik spektrum luas oleh karena bakteri penyebab abses terdapat di dalam cairan abses yang sulit dijangkau dengan antibiotik tunggal tanpa aspirasi cairan abses.

KOMPLIKASI ABSES HEPAR atau ABSES HATI
· Septikaemia/bakteriemia
· Ruptur abses hati
· Peritonitis generalisata
· Empiema
· Fistula hepatobronkial
· Ruptur kedalam perikard atau retroperitoneum.
· Efusi pleura
· Pneumonia.
· Fistula bronkopleura, biliopleura dan biliobronkial juga dapat timbul dari reptur abses amuba. Pasien-pasien dengan fistula ini akan menunjukan ludah yang berwarna kecoklatan yang berisi amuba yang ada. (Adams, E. B., 2006).

DAFTAR PUSTAKA
· Julius : Abses Hati Amoebik ; dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Soeparman, dkk (editor), jilid I edisi pertama, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2001, hal 328-332.
· S.A. Abdurachman, Abses Hati Amobik, dalam buku Gastroenterohepatologi, H. Aziz, jilid 3, Balai Pustaka, Jakarta, 1995, hal 395-402.
· Elizondo G, Weissleder R, Stark DD et al, Amoebic Liver Abcess : Diagnosis and Treatment Evaluation with MRI imaging, Radiology, 1987. Hal 563-568 · http://info-medis.blogspot. com/2008/11/abses-hati-liver-abscesses.html · http://www.irwanashari. com/2010/04/abses-hati.html · http://panmedical.wordpress. com/2010/04/10/abses-hati/ · Http://netral-collection-knowledge.blogspot. com/2009/07/abses-hepar.html
http://www.suaramedia. com

Enaknya Ngapain Ya

enaknya ngapain ya?
ca gyk.dyio.oluf.gui.oguop/guipg/u.????????
apa tidur saja ya? gak ada kerjaan kayaknya enak tidur.. malas malasan tok
hello who i'am?
please wait........... aduuuh jadi ngantuk malahan.... kalau kayak beg beg beg begini enaknya mabok (mapan bobok)  biar gak kebobokan

Peran Mineral Dalam Tubuh

pengertian mineral
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.  

klasifikasi mineral
Agar dapat diklasifikasikan sebagai mineral sejati, senyawa tersebut haruslah berupa padatan dan memiliki struktur kristal. Senyawa ini juga harus terbentuk secara alami dan memiliki komposisi kimia yang tertentu. Definisi sebelumnya tidak memasukkan senyawa seperti mineral yang berasal dari turunan senyawa organik. Bagaimanapun juga, The International Mineralogical Association tahun 1995 telah mengajukan definisi baru tentang definisi material: Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi. Klasifikasi modern telah mengikutsertakan kelas organik kedalam daftar mineral, seperti skema klasifikasi yang diajukan oleh Dana dan Strunz.

Jenis mineral yang baik untuk tubuh
Jenis yang baik untuk tubuh anda adalah mineral organik yang hanya bisa didapatkan langsung dari sayur dan buah-buahan, atau secara tidak langsung dari daging hewan. Karena dari antara manusia, hewan, dan tumbuhan, hanya tumbuhan yang dapat memproses mineral dari tanah melalui fotosintesa dan merubahnya menjadi organik. Mineral anorganik yang berasal dari air tanah tidak dapat dimanfaatkan tubuh kita dengan baik dan bila terus ditimbun dapat menyebabkan berbagai penyakit. Air yang murni dapat juga membantu membersihkan timbunan tersebut dari tubuh kita.
 
Hal-hal tersebut telah disetujui oleh berbagai pakar kesehatan, diantaranya:

* Dr. Charles Mayo, pendiri Mayo Clinic, rumah sakit teratas di USA.
* Dr. Allen E. Banik, ahli dan penulis buku yang telah terjual puluhan ribu kopi.
* Paul C. Bragg, Ph.D, spesialis kesehatan dan fitness yang juga penulis buku.
* Dr. Andrew Weil, M.D, ahli kesehatan populer di USA, lulusan Harvard
Medical, dan penulis 8 buku kesehatan yang sering muncul di media massa. Sedangkan mengenai jumlah, air minum tidak mengandung jumlah mineral yang cukup atau berarti untuk kebutuhan tubuh kita.
Sebagai contoh: sebuah air minum mineral impor dari Perancis yang bisa didapatkan di beberapa supermarket di Jakarta.

Berdasarkan informasi yang tertera pada kemasan produk tersebut, kandungan mineralnya adalah sebagai berikut:

Calcium = 11,5 mg/liter, Magnesium = 8 mg/liter, Potassium = 6,2 mg/liter. Kebutuhan mineral tubuh kita setiap harinya, berdasarkan informasi dari badan U.S. Food &

Drug Administration dan sebuah website kesehatan, adalah sebagai berikut:
Calcium = 1.000 mg, Magnesium = 400 mg, Potassium = 2.000 mg. Untuk memenuhi kebutuhan mineral tersebut, bila dibandingkan antara air mineral yang diperlukan dan alternatifnya dari sayur/buah/susu, hasilnya adalah sebagai berikut: Calcium: minum 87 liter air, atau alternatifnya, 3 gelas susu. Magnesium: minum 50 liter air, atau alternatifnya, 140 gram kacang mete. Potassium: minum 323 liter air, atau alternatifnya, 5 buah pisang. Mana yang anda pilih? Kini telah jelas bahwa yang penting dari air minum adalah kemurniannya, bukan mineralnya. Karena itu, air yang ideal untuk diminum setiap hari adalah air yang murni dan bebas mineral anorganik

Protein Dalam Tubuh

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof). Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi..


akibat kekurangan protein

Protein sendiri mempunyai banyak sekali fungsi di tubuh kita. Pada dasarnya protein menunjang keberadaan setiap sel tubuh, proses kekebalan tubuh. Setiap orang dewasa harus sedikitnya mengkonsumsi 1 g protein pro kg berat tubuhnya. Kebutuhan akan protein bertambah pada perempuan yang mengandung dan atlet-atlet.

Akibat kekurangan protein:
* Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)
* Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein.Biasanya pada anak-anak kecil yang menderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odem.Simptom yang lain dapat dikenali adalah: o hipotonus o gangguan pertumbuhan o hati lemak
* Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berkibat kematian.

sumber protein :
* Daging
* Ikan
* Telur
* Susu, dan produk sejenis Quark
* Tumbuhan berbji
* Suku polong-polongan
* Kentang Studi dari Biokimiawan USA Thomas Osborne Lafayete Mendel, Profesor untuk biokimia di Yale, 1914, mengujicobakan protein konsumsi dari daging dan tumbuhan kepada kelinci. Satu grup kelinci-kelinci tersebut diberikan makanan protein hewani, sedangkan grup yang lain diberikan protein nabati. Dari eksperimennya didapati bahwa kelinci yang memperoleh protein hewani lebih cepat bertambah beratnya dari kelinci yang memperoleh protein nabati. Kemudian studi selanjutnya, oleh McCay dari Universitas Berkeley menunjukkan bahwa kelinci yang memperoleh protein nabati, lebih sehat dan hidup dua kali lebih lama.

manfaat dari protein :
* Sumber energi
* Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan
* Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibodi
* Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel

daftar pstaka : bung wiki

Menghadapi Tes Wawancara

Si bogas sekedar berbagi pengalaman saat mengahadapi interview / tes wawancara..
pada suatu hari sibogas mengirim surat cinta eh surat lamaran pekerjaan dan mendapat panggilan tanpa persiapan belajar bogas berangkat dengan modal awak waras untuk mengikuti tes seleksi kerja, yang pertama si bogas mengikuti tes tulis dengan pokoknya sibogas terus maju dan yang penting dijalani dahulu nanti masalah lulus apa tidak bogas pasrah karena bogas sadar kalu rejeki sudah ada yang ngatur.. dengan modal banyak nalar dan sedikit ilmu si bogas mengikuti ujian tes tulis. saat mengerjakan tes tertulis bogas kerjakan soal yang mudah mudah dahulu sehabis itu bogas kerjakan soal yang sulit karena waktunya singkat dan soalnya banyak usahakan 30detik untuk 1 pertanyaan. halah malah ngelantur kemana-mana.. langsung cerita pengalaman Menghadapi Tes Wawancara saja gas!!

apa saja yang di lakukan saat Menghadapi Tes Wawancara ??

1. berpakaian rapi

2. mengetuk pintu saat mau masuk ruangan

3. mengucapkan salam

4. berjabat tangan (usahakan tangan kita dalam keadaan hangat kita bisa menggosok2an telapak tangan, biar gak kelihatan lagi down)

5. sebelum duduk minta ijin dulu (bolehkah saya duduk?) dan duduklah yang tegap, jangan menaruh tangan diatas meja

6. memperkenalkan diri

7. siap menjawab pertanyaan dari penguji (disaat penguji bicara dengarlah dengan baik dan lihat bibirnya saat dia bicara dan tataplah matanya saat kamu berbicara agar dia jatuh cinta kepadamu.. halah ngarang..) saat menjawab pertanyaan usahakan jawaban yang panjang silahkan mengarang indah tapi usahakan jujur. karena dengan jawaban yang panjang itu suatu trik bogas untuk mengulur waktu agar si bogas tidak mendapatkan banyak pertanyaan

8. setelah selesai bogas jabat tangan dan berpamitan

9. berdoa semoga lulus (seharusnya berdoa no 1 tapi tadi bogas lupa mau nulis hehehe)

sekian sharing bogas dalam Menghadapi Tes Wawancara. Alhamdulillah bogas diterima kerja..
bogas yakin itu suatu keberuntungan buat bogas karena bogas bukan orang yang pintar dan bogas susah untuk serius.. sampai sampai disaat tes interview aja pengujinya bisa tertawa lepas.
dasar bogas (bodo ragagas).

Tes seleksi kerja di rumah sakit

judulnya tes seleksi kerja di rumah sakit
setelah lulus kuliah dan sudah di wisuda akhirnya bingung juga mencari pekerjaan.
dengan berbekal skl (surat keterangan lulus)karena ijasah belum keluar dan sedikit ilmu yang hampir luntur semua, sibogas membuat surat lamaran kerja dan ditujukan kerumah sakit yang mo dilamar.. dengan harapan si bogas bisa mendapat panggilan dan lolos tes seleksi kerja di rumah sakit lalu dapat bekerja dirumah sakit sebagai seorang perawat yang profesional

si bogas bingung ni karena besok mau ikut tes seleksi kerja di rumah sakit karena bogas belum pernah mengikuti tes seleksi kerja di rumah sakit dan besuk itu pengalaman pertama sibogas untuk tes seleksi kerja di rumah sakit .. buat menghadapi tes seleksi kerja di rumah sakit apa saja ya yang perlu disiapkan? saat ini si bogas pengen belajar serius biar dapat diterima kerja dirumah sakit.. dari dulu si bogas kalo mau ujian atau tes cuma mempersiapkan awak waras dan perut kenyang. apalagi ya yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi tes seleksi kerja di rumah sakit?
"yang penting modal awak waras dulu aja lah, tar sambil dijaani" begitu kata si bogas. dasar si bogas (bodo ranggagas)